Sabtu, April 20, 2024

Ajarkan Perbedaan, SMAN 1 Kawali Deklarasi Sekolah Toleransi di Lingkungan Cadisdik XIII Jabar

Ciamis, Jabarupdate: SMAN 1 Kawali, Kabupaten Ciamis mendeklarasikan diri sebagai sekolah toleransi dan anti berita bohong atau hoaks.

Kepala SMA Negeri 1 Kawali Beben mengungkap beberapa poin dasar dari deklarasi tersebut.

Pertama, siswa diajarkan bertoleransi sesuai landasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945.

Agar siswa mampu menciptakan rasa nyaman. Bisa menciptakan rasa damai dan tentram bagi seluruh komponen sekolah.

Kemudian, pihak guru mendidik anaknya bertoleransi agar bisa mencermati segala bentuk bohong. Karena hoaks dapat menimbulkan kebencian dan permusuhan berlatar belakang suku, agama, Ras, antar golongan (SARA).

Di sekolah toleransi dan anti hoaks ini, para guru juga memberikan pengajaran siswa agar meningkatkan kemampuan literasinya.

Adapun poin pendidikan lainnya, peserta didik di SMAN 1 Kawali itu harus mampu memberikan pembelajaran untuk meningkatkan sikap tanggap terhadap kondisi lingkungan sosial masyarakat.

Lalu, kata Beben, guru pun mengajarkan siswa untuk meningkatkan sikap dan pola hidup sehat. Salah satunya dengan menjauhi minuman keras, narkoba dan pergaulan bebas.

Poin terakhir, tegas Beben, pembelajaran di sekolah toleransi ini mengajak siswa agar mau bersama-sama dengan masyarakat. Yakni berperan aktif menyebar sikap toleransi.

Serta, siswa juga menyebarkan ke masyarakat tentang penggunaan media sosial secara bijak. Jadi, ke depan bisa menciptakan wilayah Jabar juara.

“Intisarinya, sekolah toleransi adalah sekolah yang menghormati perbedaan. Baik perbedaan SARA atau perbedaan yang lainnya. Supaya siswa mampu menciptakan keamanan. Menciptakan kenyamanan. Dan mampu menciptakan kedamaian,” kata Beben.

SMAN 1 Kawali sebagai sekolah toleransi dan anti hoaks diresmikan langsung Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada Oktober 2022 lalu.

Kepala Kantor Cabang Dinas (Cadisdik) Wilayah XIII Hendra mengatakan, deklarasi ini akan membuat siswa menjadi ingat seperti apa menjaga toleransi.

“Minimal untuk di lingkungan sekolah terlebih dahulu. Kemudian, nanti para siswa menerapkannya di masyarakat bahkan mereka mengajak masyarakat menjaga toleransi,” ujar Hendra.

Sementara itu, Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi menyampaikan, deklarasi sekolah toleransi merupakan salah satu pembentukan karakter siswa.

Pasalnya, kata dia, untuk membentuk seorang siswa yang memiliki jiwa nasionalisme harus berfokus pada isu intoleransi.

Apalagi, lanjut dia, usia pelajar sangat rentan untuk dimasuki isu intoleransi. Karenanya, harus ditanamkan kepada mereka soal toleransi ini dsri sekarang.

Dedi mengutip pernyataan Presiden Pertama RI Sukarno yang diucapkan pada 1 Juni 1945. Bahwa mendirikan suatu negara, negara kebangsaan Indonesia, semua harus mendukungnya. Semua buat semua.

Maka dari itu, lanjut Dedi, setiap warga negara wajib saling menghormati. Tak boleh pandang agama, etnik, atau pun golongannya.

Prinsip dari Kebhinekaan, pungkas Dedi, mewajibkan untuk menanggalkan kepentingan pribadi atau golongan. Dan harus memposisikan urusan bangsa sebagai prioritas tertinggi.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

- Advertisement -spot_img
ARTIKEL TERKAIT

Terbaru

- Advertisment -spot_img

Terpopuler