Senin, Desember 9, 2024

Apa yang Terjadi di Sudan Saat Ini?

Internasional, Jabarupdate: Sampai saat ini pertempuran terjadi di ibu kota Sudan, Khartoum, dan di tempat-tempat lain di negara tersebut.

Dikutip dari BBC, adalah akibat langsung dari perebutan kekuasaan yang kejam di dalam kepemimpinan militer negara tersebut.

Bentrokan terjadi antara tentara reguler dan pasukan paramiliter yang disebut Pasukan Pendukung Cepat (RSF).

Di mana letak Sudan?

Sudan berada di timur laut Afrika dan merupakan salah satu negara terluas di benua itu, dengan luas wilayah 1,9 juta kilometer persegi.

Sudan juga merupakan salah satu negara termiskin di dunia, dengan 46 juta penduduknya yang hidup dengan pendapatan tahunan rata-rata sekitar 11 juta rupiah per kepala.

Penduduk Sudan sebagian besar beragama Islam dan bahasa resmi negara ini adalah bahasa Arab dan Inggris.

Pihak siapa saja yang sedang bertikai di Sudan?

Sejak kudeta tahun 2021, Sudan dipimpin oleh dewan jenderal, yang dipimpin oleh dua orang militer yang berada di tengah-tengah perselisihan ini:

Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala angkatan bersenjata dan pada dasarnya adalah presiden negara itu.

Dan wakilnya yang juga pemimpin RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang lebih dikenal sebagai Hemedti.

Mereka tidak setuju dengan arah yang akan ditempuh negara ini dan langkah yang diusulkan menuju pemerintahan sipil.

Poin utama adalah rencana untuk memasukkan RSF yang berjumlah 100.000 orang ke dalam angkatan bersenjata, dan siapa yang akan memimpin pasukan baru tersebut.

Mengapa pertempuran di Sudan dimulai?

Kekerasan ini terjadi setelah ketegangan selama berhari-hari ketika anggota RSF dipindahkan ke seluruh negeri pekan lalu dalam sebuah langkah yang dilihat oleh tentara sebagai sebuah ancaman.

Ada beberapa harapan bahwa pembicaraan dapat menyelesaikan situasi ini, namun hal tersebut tidak pernah terjadi.

Masih diperdebatkan siapa yang melepaskan tembakan pertama pada Sabtu pagi, namun pertempuran telah meningkat di berbagai wilayah di negara itu dengan hampir 100 warga sipil tewas, menurut serikat dokter Sudan.

Mengapa warga sipil terjebak?

Meskipun konflik tampaknya terjadi di sekitar kontrol instalasi-instalasi penting, sebagian besar konflik terjadi di daerah perkotaan dan warga sipil telah menjadi korban tanpa disadari.

Tidak jelas di mana tepatnya pangkalan RSF berada, tetapi tampaknya pesawat tempur mereka telah bergerak ke daerah-daerah yang padat penduduknya.

Angkatan udara Sudan telah melakukan serangan udara di ibu kota, sebuah kota berpenduduk lebih dari enam juta orang, yang kemungkinan besar telah menyebabkan jatuhnya korban sipil.

Ada jeda singkat dalam pertempuran pada hari Minggu, yang disepakati oleh kedua belah pihak, untuk memungkinkan orang-orang melarikan diri dari pertempuran.

Apa itu Pasukan Bantuan Cepat (RSF)?

RSF dibentuk pada tahun 2013 dan berawal dari milisi Janjaweed yang terkenal kejam yang memerangi pemberontak di Darfur, di mana mereka dituduh melakukan pembersihan etnis.

Sejak saat itu, Jenderal Dagalo telah membangun kekuatan yang kuat yang telah mengintervensi konflik di Yaman dan Libya. Dia juga telah mengembangkan kepentingan ekonomi termasuk mengendalikan beberapa tambang emas Sudan.

Pada Juni 2019. Momen RSF dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Ada pembantaian terhadap lebih dari 120 pengunjuk rasa.
Hal tersebut dilihat sebagai sumber ketidakstabilan di negara ini.

Mengapa militer berkuasa di Sudan saat ini?

Pertempuran ini adalah lanjutan dari ketegangan yang terjadi setelah Presiden Omar al-Bashir digulingkan pada tahun 2019.

Ada protes besar di jalanan yang menyerukan diakhirinya kekuasaannya selama hampir tiga dekade dan tentara melakukan kudeta untuk menyingkirkannya.

Namun, warga sipil terus berkampanye untuk kembali ke pemerintahan demokratis.

Pemerintahan gabungan militer-sipil kemudian dibentuk, tetapi kemudian digulingkan dalam kudeta lain pada Oktober 2021, ketika Jenderal Burham mengambil alih.

Dan sejak saat itu persaingan antara dia dan Jenderal Dagalo semakin meningkat.

Desember lalu telah disepakati kerangka kerja untuk mengembalikan kekuasaan ke tangan warga sipil, tetapi pembicaraan untuk menyelesaikan rinciannya gagal.

Apa yang diinginkan kedua belah pihak?

Jenderal Dagalo mengatakan bahwa kudeta tahun 2021 adalah sebuah kesalahan dan telah mencoba menampilkan dirinya dan RSF sebagai pihak yang berpihak pada rakyat, melawan para elit Khartoum.

Meskipun ia mendapat dukungan, pihak lain menganggap pesan ini sulit dipercaya mengingat rekam jejak brutal pasukan paramiliter tersebut.

Sementara itu, Jenderal Burhan mengatakan bahwa tentara hanya akan menyerahkan kekuasaan sepenuhnya kepada pemerintah yang terpilih.

Ia juga mengesampingkan perwakilan sipil yang diharapkan menjadi bagian dari kesepakatan pembagian kekuasaan.

Namun ada kecurigaan bahwa para petinggi militer dan para pendukungnya khawatir dengan apa yang akan terjadi pada kekayaan dan pengaruh mereka jika mereka dicopot dari posisi yang berkuasa.

Apa yang dilakukan negara-negara lain pada kondisi Sudan saat ini?

Ada kekhawatiran bahwa pertempuran dapat memecah belah negara, memperburuk turbulensi politik, dan menarik negara-negara tetangga.

Para diplomat, telah memainkan peran penting. Yakni ada yang berupaya mendesak kembalinya pemerintahan sipil.

Mereka berusaha keras untuk menemukan cara agar kedua jenderal tersebut mau berbicara.

Blok regional sepakat untuk mengirim tiga presiden – dari Kenya, Sudan Selatan dan Djibouti – ke Khartoum. Tetapi tidak jelas apakah mereka dapat melakukan perjalanan karena tidak ada pesawat yang terbang masuk atau keluar dari negara itu.

Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa telah menyerukan gencatan senjata dan pembicaraan untuk menyelesaikan krisis ini.

- Advertisement -

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img

Terpopuler

- Advertisment -