Ciamis, Jabarupdate: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik atau Kesbangpol Kabupaten Ciamis menggelar rapat koordinasi panitia persiapan pembentukan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2023.
Kegiatan tersebut, bertempat di ruangan Badan Kesbangpol pada Selasa (31/1/2023).
Dalam rapat koordinasi ini hadir unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI), POLRI, Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora), Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo).
Kemudian hadir pula Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), pihak dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciamis. Dan dari Bagian Pemerintahan Umum dan Kerja Sama Skretariat Daerah Ciamis, Bagian Prokopim.
Lalu, KCD Pendidikan Provinsi Jabar Wilayah XIII, dan Purna Paskibraka Indonesia (PPI).
Pembentukkan Panitia Pengibar Bendera Pisaka oleh Badan Kesbangpol Ciamis, Ini Sejarah Paskibraka
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Paskibraka merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
Lalu, apa tugas dari pasukan ini? Mereka memiliki tugas untuk mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Mereka yang menjadi anggota Paskibraka saat upacara tersebut adalah pelajar SMA/sederajat kelas 1 atau 2, mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
Biasanya, pelaksanaan seleksi anggota Paskibraka dilakukan sekitar bulan April. Hal ini dilaksanakan untuk mempersiapkan pengibaran bendera pada 17 Agustus.
Gagasan Paskibraka
Gagasan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ini lahir pada 1946. Ketika itu ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Presiden Soekarno memerintahkan ajudannya, yang bernama Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta, dalam rangka memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-1.
Pada 1950, Ibukota sudah kembali ke Jakarta. Dan saat itu, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran Bendera Pusaka.
Pengibaran bendera pun kini dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta. Pelaksananya adalah Rumah Tangga Kepresidenan. Ini berlangsung hingga tahun 1966.
Dan mulai tahun tersebut, para pengibar bendera pusaka itu diambil dari pelajar dan mahasiswa yang ada di daerah Jakarta.
Husein Mutahar pun kembali dipanggil presiden Soeharto pada tahun 1967. Presiden memberi tanggung jawab kepada Husein untuk pengibaran bendera pusaka.
Kala itu, Husein mengembangkan formasi pengibaran menjadi tiga kelompok sesuai jumlah anggotanya, yakni :
1. Pasukan 17 atau sebagai pengiring (pemandu);
2. Pasukan 8 sebagai pembawa bendera (inti), dan
3. Pasukan 45 sebagai pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yakni, 17 Agustus 1945.
Anggota Paskibraka Adalah Pemuda Utusan Provinsi
Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas Paskibraka merupakan para pemuda utusan dari tingkat provinsi. Hanya saja, belum seluruh provinsi mengirimkan utusan. Pada akhirnya, ada penambahan petugas pengibaran dari eks-anggota pasukan tahun 1967.
Di tahun 1969, anggota Paskibraka adalah para remaja siswa tingkat SLTA se-tanah air. Mereka adalah utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan setiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.