Jumat, Mei 3, 2024

BKKBN Jabar dan Anggota DPR RI Terus Gencarkan Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting

Depok, Jabarupdate: Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat menggelar program percepatan penurunan stunting bagi anak Balita pada, Senin (16/10).

Hadir dalam kegiatan tersebut Anggota Dewan DPR RI Komisi IX, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Depok.

Selain itu, hadir dalam kegiatan sebagai pemateri Ketua Tim Pendidikan Kependudukan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Sekar Andjung, Anggota Dewan DPR RI Komisi IX, Dra. Hj. Wenny Haryanto, S.H.

Turut serta meramaikan kegiatan Analis Kebijakan Ahli Muda selaku Koordinator Dalduk dan Informasi Pengolahan Data dari DP3AP2K Drs. Saprudin serta 120 peserta tamu undangan lainnya.

Diketahui kegiatan itu berlangsung di Jl. Banjaran Pucung No.78, Cilangkap, Kec. Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat pada hari Senin (16/10/2023).

Wenny Haryanto selaku Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar menerangkan Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045.

Bonus demografi, tutur Wenny, adalah suatu kondisi pupulasi masyarakat yang akan didominasi oleh individu dengan usia produktif.

“Ketika 70% dari bangsa Indonesia berusia 15 tahun sampai 65 tahun itu dalam usia produktif. Dalam usia produktif tersebut tidak akan tercapai oleh bangsa Indonesia jika masyarakatnya mengalami stunting.” kata Wenny.

Wenny menuturkan kondisi stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Hal tersebut, tuturnya, akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.

Wenny juga berharap kepada peserta yang hadir agar dapat menerapkan apa yang sudah disampaikan oleh para pemateri melalui pemaparan tentang upaya dalam pencegahan stunting.

“Saya juga berharap ibu-ibu dapat menerapkan apa yang saya sampaikan tadi,” ujarnya.

BKKBN Jabar Terus Upayakan Cegah Kasus Stunting

Ketua Tim Pendidikan Kependudukan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Sekar Andjung mengatakan banyak yang sudah dilakukan dalam upaya pencegahan dengan cara sosialisasi dan pembentukan tim.

Diantara program yang dilakukan, ungkapnya, seperti pendampingan keluarga di setiap desa serta diadakannya bapak asuh bagi anak stunting.

“Jadi anak-anak yang terdeteksi stunting diharapkan kebutuhan gizinya dapat tercukupi. Karena rata-ratakan mereka dari segi ekonominya kurang, dan dari bapak asuh itu lah mereka bisa terbantu,” ujarnya.

Sekar juga mengugkapkan program sosialisasi stunting ini sudah dilakukan sejak tahun 2021. Menurutnya, stunting di Indonesia turun dari angka 24% menjadi 14%, artinya diantara 10 anak tidak lebih dari dua yang stunting.

Ia berharap kepada generasi muda agar dapat menjadi generasi yang berkualitas dan berdaya saing, sesuai dengan visi misi pemerintah.

Drs. Saprudin mengungkapkan program percepatan penurunan stunting bagi anak Balita adalah hal yang baik bagi masyarakat Kota Depok khususnya warga Cilangkap.

Analis Kebijakan Ahli Muda selaku Koordinator Dalduk dan Informasi Pengolahan Data dari DP3AP2KB itu menuturkan stunting masih dianggap tabu terutama bagi kaum Ibu.

“Ini akan berkelanjutan dari regenerasi. Terutama anak anak tentunya yang belum memiliki keturunan harus lebih hati-hati dalam menjaga kehamilannya.” tutur Bapak Saprudin.

Karenanya dengan kegiatan itu, Saprudin berharap progres stunting yang dilakukan oleh kementerian dapat mencapai angka 14% di tingkat nasional.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

- Advertisement -spot_img
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img

Terpopuler