DEPOK, Jabarupdate: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat gelar program kegiatan Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus.
Kegiatan itu dihadiri langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Fajar Supriadi Sentosa, Kadis DP3AP2KB Kota Depok, dan Anggota Komisi IX DPR RI, Dra. Wenny Haryanto. Acara tersebut digelar di DTC Depok pada Rabu (02/08).
Fajar Supriadi, Kepala BKKBN Jabar mengatakan jika pencegahan stunting bisa dimulai dari pasangan muda atau para calon pengantin.
“Saya harap, para calon pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan dan pendampingan selama tiga bulan pranikah dengan salahsatu materinya adalah pencegahan stunting,” ucap Fajar.
Dengan hal itu, Fajar menyebutkan jika faktor risiko penyebab bayi stunting bisa teridentifikasi dan dicegah sebelum kehamilan.
“Jenis pemeriksaannya bisa meliputi pemeriksaan Hb untuk mengetahui kondisi anemia pada calon ibu dan pemeriksaan antrophometri yakni tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas,” ungkap Fajar melalui siaran resmi.
Sementara itu, Dra Wenny Haryanto menerangkan jika stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurang asupan gizi.
Bukan hanya kurang asupan gizi, Wenny menyebutkan faktor lain penyebab stunting yaitu infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
“Stunting, dapat berpengaruh pada rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia. Anak yang mengalami stunting memiliki kemampuan kognitif yang rendah, meningkatnya risiko penyakit tidak menular, dan kondisi stunting pada usia dewasa,” ucap Dra. Wenny Haryanto.
Selain itu, menurut Dra. Wenny, Stunting merupakan masalah dalam upaya meningkatkan kualitas SDM agar bisa memanfaatkan ‘Window of Opportunity’.
Apalagi di tahun 2030-2040 menjadi bonus untuk Indonesia dalam hal demografi yang memerlukan penduduk usia produktif dan berkualitas.