JAWA BARAT, Jabarupdate: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan Jawa Barat (Jabar) sebagai provinsi rawan bencana hidrometeorologi.
Hal tersebut, berdasarkan banyaknya bencana yang terjadi mulai dari banjir hingga tanah longsor. Sehingga Jabar mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat.
“Provinsi Jabar merupakan salah satu provinsi di Indonesia, yang termasuk rawan bencana hidrometeorologi basah. Ini dibuktikan dalam kurun waktu satu bulan kerap terjadi beberapa kali bencana, mulai dari banjir hingga tanah longsor,” ungkap BNPB, Letjen TNI Suharyanto Sabtu (30/11/2024).
Jadi kata Suharyanto wajar jika menjadi perhatian khusus pemerintah pusat karena sebagai daerah rawan bencana.Terbaru seperti diketahui, banjir bandang di Kabupaten Bandung yang menerjang dua kecamatan.
“Kita lihat medan-medannya, konturnya begitu banyak gunung, alau sudah hujan, deras. Daerah-daerah bencana, daerah-daerah wisata itu biasanya menjadi tempat-tempat yang rawan bencana, masyarakat harus tetap hati, waspada,” terang Suharyanto.
Menurut Suharyanto, BNPB juga menyalurkan dana bantuan sebesar Rp.55 miliar untuk Jabar dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. Tidak hanya uang, bantuan peralatan di lapangan juga disalurkan.
“Dengan bantuan yang diberikan baik dana dan perlengkapan, kami berharap Jabar bisa meningatkan kesiapan lebih awal jika terjadi bencana hidrometeorologi. Jadi kalau nanti terjadi bencana, banjir, tanah longsor di seluruh Provinsi Jabar, BPBD itu sudah bisa mengambil langkah duluan,” terangnya.
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin mengakui, bahwa Jabar kini sedang menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Tercatat sepanjang 2024, tercatat ada 1.389 bencana hidrometeorologi di Jabar.
“Dengan potensi meningkatnya intensitas curah hujan hingga awal tahun 2025, kita perlu bersiap untuk momen libur Natal dan Tahun Baru 2025, yang biasanya diiringi pergerakan masyarakat ke kampung halaman maupun berkunjung ke destinasi wisata,” jelas Bey.
Potensi Banjir di Jabar
Menurut Bey, potensi bencana banjir di Jabar terkonsentrasi di sejumlah daerah, seperti Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon.
Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Banjar. Sedangkan potensi bencana banjir bandang di Jabar termasuk pada kelas tinggi, terutama di Kabupaten Garut yang dialiri oleh Sungai Cimanuk, Sungai Cikaengan, Sungai Cilaki, Sungai Cirompang dan Sungai Cikandang.
“Untuk bencana tanah longsor, Jabar memiliki tingkat bahaya sedang-tinggi meliputi wilayah bagian tengah dan bagian Selatan. Untuk cuaca ekstrem, secara keseluruhan tingkat risiko di Jabar adalah tinggi, terutama potensi terjadi di Kabupaten Indramayu,” pungkasnya.