Jumat, September 20, 2024

Bocah di Tasikmalaya Meninggal Dunia Setelah Mendapat Bully untuk Setubuhi Kucing

Tasikmalaya, Jabarupdate: Seorang bocah yang masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar di wilayah Tasikmalaya meninggal dunia karena mengalami depresi.

Korban yang berinisial F itu mendapatkan bully atau erundungan dari teman-temannya dengan cara dipaksa aagar menyetubuhi kucing.

F menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singaparna Medika Citrautama Tasikmalaya.

Korban yang masih berusia 11 tahun tersebut mengalami trauma dan juga penurunan kondisi psikis yang drastis sehingga mengalami depresi.

Video perundungan yang dialami korban F tersebar ke media sosial.

Awalnya, F dipaksa oleh teman-temannya untuk menyetubuhi kucing. Diketahui, korban terpaksa menuruti keinginan para pelaku lantaran sudah sering dibully.

Adegan tersebut rupanya direkam oleh ponsel teman-temannya, alangkah menyedihkannya video tersebut dibagikan yang berujung viral.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya telah mengidentifikasi para pelaku perundungan tersebut. Pelaku diduga berjumlah empat orang.

Hal tersebut diungkapkan Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto, Kamis (21/7/2022) sebagaimana dikutip Detikom.

Pihak KPAID pun akan dampingi keluarga terduga pelaku. Karena hal ini dinilai penting, jngan sampai setelah viral pelaku malah menjadi drop.

T (30) yang merupakan ibu dari korban mengatakan bahwa putranya tersebut dipaksa oleh teman-temannya untuk menyetubuhi kucing dengan disaksikan juga di olok-olok.

Ia mengungkapkan, sebelum kejadian ini, anaknya sering dipukul oleh mereka. Dan terakhir, lanjut dia, adalah dipaksa untuk menyutubuhi kucing.

Dengan adanya kasus ini maka Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) akan menurunkan Tim Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk menyelidiki kasus meninggalnya bocah 11 tahun di Tasikmalaya tersebut.

Hal ini disampaikan langsung Kabid Humas Polda Jabar kombes Ibrahim Tompo.

Adapun ranah dari peristiwa ini ditangani oleh Polres Tasikmalaya yang nantinya Tim dari PPA Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Jabar akan membantu penyelidikan dari kasus tersebut.

“Tim akan melakukan asistensi ke Polres Tasikmalaya untuk melakukan pendalaman dan juga klarifikasi-klarifikasi kasus,” ucap Perwira Menengah Polisi tersebut.

Sementara itu, Diana Wati selaku Manager Program Lembaga Perlindungan anak (LPA) Jabar mengungkapkan, pihaknya akan terus memantau kasus perundungan yang menyebakan timbulnya korban jiwa itu.

Diana juga mengatakan bahwa LPA berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengusut tuntas kasus ini.

Pihaknya sedang melakukan penggalian informasi terkait kronologis lengkapnya, karena dia pun baru mengetahui mengenai informasinya. “Ini merupakan peristiwa yang ironi. Terlebih ketika mengetahui pelakunya merupakan anak-anak juga,” kata Diana.

Diana mengatakan bahwa sebelumnya ia pernah menangani kasus yang serupa dimana rupanya anak yang membully merupakan korban dari kekerasan seksual. Untuk itu Diana beranggapan, penanganan kasus tidak berhenti di anaknya saja melainkan harus dilakukan penanganan kepada si pelakunya.

- Advertisement -

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

- Advertisement -spot_img
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Terpopuler

- Advertisment -