Nasional, Jabarupdate: Penghargaan bersejarah, seorang Chief Executive Officer (CEO) Chat OpenAI Samuel Altman baru-baru ini dianugerahi Golden Visa oleh pemerintah Indonesia.
Dengan begitu, ia menjadi Warga Negara Asing (WNA pertama yang mendapatkan hal tersebut. Ini adalah langkah luar biasa yang menggarisbawahi bahwa betapa pentingnya peran teknologi dan inovasi dalam hubungan internasional.
Dalam keterangan resminya, Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi, Silmy Karim menyebut, ada beberapa kategori golden visa selain atas dasar investasi atau penanaman modal.
Salah satunya, lanjut dia, adalah golden visa yang diberikan kepada tokoh yang memiliki reputasi internasional dan dapat memberikan manfaat bagi Indonesia.
Sementara golden visa yang diperoleh CEO Chat OpenAI ini merupakan jenis visa yang diberikan sebagai dasar pemberian izin tinggal dalam jangka waktu 5 hingga 10 tahun.
Silmy menjelaskan, yakni untuk mendukung perekonomian nasional. Pihaknya resmi mengundangkan golden visa pada akhir Agustus 2023 dan diberikan kepada pria berusia 38 tahun itu ditandatangani langsung oleh Silmy.
Pemberian golden visa ini berdasar pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Permenkumham) Nomor 22 Tahun 2022 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82 Tahun 2023.
Keputusan Pemerintah Indonesia untuk memberikan Golden Visa kepada Altman adalah yang pertama dalam sejarah negara ini.
Hal tersebut menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan dunia teknologi dan inovasi global.
OpenAI adalah perusahaan riset dan penerapan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Amerika Serikat (AS).
Altman sebagai CEO Chat OpenAI ini memiliki visi memastikan kecerdasan buatan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
Sosoknya tengah mencuri perhatian setelah perusahaannya meluncurkan ChatGPT pada akhir 2019 lalu.
ChatGPT adalah singkatan dari ‘Chat Generative Pre-trained Transformer.’ Ini adalah model kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI.
ChatGPT menggunakan arsitektur GPT (Generative Pre-trained Transformer) untuk memahami dan menghasilkan teks dalam bentuk conversational atau percakapan. Model ini telah dilatih pada berbagai jenis teks dari internet untuk menghasilkan respon yang relevan dan kontekstual dalam berbagai situasi percakapan.