Internasional, Jabarupdate: Kerusuhan di Kazakhstan menewaskan 28 polisi, tiga diantaranya dilaporkan dipenggal pendemo.
Demonstrasi di sana telah terjadi sejak Selasa 4 Desember 2022 lalu, warga Kazakhstan tak terima dengan kebijakan Pemerintahnya yang menaikkan harga gas minyak cair (LPG).
Kebijakna itu lah yang membuat massa turun berunjuk rasa. Massa merasa kecewa dengan Pemerintah, mereka meneriakkan ketidakadilan.
Warga kecewa karena Kazakhstan memiliki cadangan energi besar baik minyak maupun gas untuk kebutuhan kendaraan warga.
Dikutip dari CNBC, pada Sabtu, dilaporkan bahwa kondisi di negara berpenduduk 19 juta itu semakin mencekam, puluhan orang tewas dan 1.000 luka-luka.
Dari berita yang dilaporkan Mirror dari sumber Rusia, aparat di sana telah menemukan 18 polisi tewas, tiga di antaranya dipenggal demonstran.
Belum diketahui secara pasti siapa yang memenggal anggota kepolisian Kazkhstan tersebut. Hanya saja, dalam update ABC News, total 28 polisi meninggal dan 3.000 perusuh sudah ditahan.
Dari keterangan pers biro pers Presiden menyebutkan, Pemerintah telah melaksanakan operasi kontra-terorisme.
Dan pasukan keamanan pun telah bekerja keras agar situasi tak mencekam. Hasilnya, tatanan konstitusional dari sebagian besar daerah telah dipulihkan.
Untuk diketahui, Kazakhstan merupakan negara dari pecahan Uni Soviet. Negara pecahan ke dua terbesar setelah Rusia.
Negara yang berbatasan dengan Tionkok ini memiliki 20 miliar cadangan minyak dengan tingkat produksi sekitar 1,64 juta barel/hari.
Kazakhstan merupakan negara yang menempati urutan ke-19 produsen minyak bumi dunia. Serta penghasil terbesar di kawasan Asia Tengah.
Namun, kebijakan yang dinilai tak adil oleh masyarakatnya membuat kerusuhan terjadi di Kazakhstan.
Selain ada polisi yang dilaporkan dipenggal, beberapa gedung pemerintah di sana juga dibakar massa pendemo, bahkan ada toko makanan dan elektronik yang dijarah.
Sambil menggelar aksi, massa meneriakkan kemarahan ke presiden terdahulu, Nursultan Nazarbayev. Meskipun dia tidak lagi berkuasa namun masyarakat di sana menganggap Nazarbayev masih mengatur ekonomi.
Akhirnya, Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengambil langkah cepat. Dia mencopot Nazarbayev dan keluarganya dari jajaran pemerintah.
Namun, sayangnya, kebijakan pencopotan ini belum berhasil dalam menenangkan situasi, kerusuhan di Kazakhstan.