Kabupaten Bekasi, Jabarupdate: Ketua Forum Mahasiswa Daerah (Formada) Jawa Barat, Ilham Nur Suryana, menyoroti kondisi transportasi umum di Kabupaten Bekasi yang dinilai tidak layak.
Menurutnya, sektor transportasi umum di wilayah ini masih menghadapi berbagai kendala, baik dari segi fasilitas maupun sistem yang belum tertata dengan baik, sehingga belum dapat memberikan pelayanan yang nyaman dan aman bagi masyarakat.
Ilham mengungkapkan, salah satu moda transportasi umum yang banyak digunakan warga adalah angkutan kota (angkot).
“Sayangnya, kondisi angkot di Kabupaten Bekasi cukup memprihatinkan,” kata Ilham dalam keterangannya, Minggu (3/11/2024).
Selain fasilitas yang terbatas, kenyamanan dan keamanan penumpang juga masih menjadi masalah.
Ia mengungkapkan, banyak warga mengeluhkan keadaan angkot yang tidak terawat, seperti kursi yang rusak, lampu angkot tidak berfungsi, kebersihan yang tidak terjaga, suspensi atau shocbreaker rusak.
“Dengan kondisi seperti ini, transportasi umum di Bekasi masih jauh dari kata layak,” kata Ilham.
Ilham juga menyoroti minimnya akses transportasi ke daerah pelosok di Bekasi, yang membuat banyak penduduk merasa kesulitan untuk melakukan mobilitas harian.
Menurutnya, situasi ini menghambat masyarakat yang tinggal di kawasan pinggiran untuk terhubung dengan pusat-pusat ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan.
“Harus ada koneksi yang lebih baik, agar warga di pelosok juga bisa merasakan kemudahan dalam bertransportasi,” tegas Ilham.
Lebih lanjut, Ilham menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama masalah ini adalah pertumbuhan penduduk yang pesat dan semakin padatnya aktivitas ekonomi di Kabupaten Bekasi.
Perkembangan kawasan industri di wilayah ini turut menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan transportasi umum yang andal.
Dengan makin banyaknya pekerja dan pelajar yang membutuhkan akses transportasi sehari-hari, tekanan pada sistem transportasi pun semakin meningkat.
Ilham menilai, pemerintah mungkin telah melakukan beberapa upaya untuk memperbaiki sistem transportasi umum, hasilnya belum terlihat signifikan.
Menurutnya, perlu ada langkah-langkah yang lebih konkret dan komprehensif untuk memperbaiki situasi ini, mulai dari peremajaan armada angkot, peningkatan fasilitas, hingga perencanaan sistem transportasi yang lebih terintegrasi.
“Kalau tidak ada perubahan yang signifikan, warga terus akan menjadi korban ketidaknyamanan transportasi umum di daerah ini,” tambahnya.
Ia berharap pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat segera mengambil tindakan nyata guna mengatasi masalah ini.
Menurut Ilham, pengembangan transportasi umum, khususnya di Kabupaten Bekasi yang layak tidak hanya penting untuk kesejahteraan masyarakat, tetapi juga berperan dalam mendukung kemajuan ekonomi Bekasi secara keseluruhan.
“Transportasi umum yang baik itu hak semua warga. Pemerintah harus bisa menghadirkan layanan yang nyaman, aman, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Bekasi,” tutup Ilham.