Jumat, September 20, 2024

Kisah Inspiratif Kelompok Gapura, Ubah Limbah Koran jadi Uang

Ciamis, Jabarupdate: Berikut kisah inspiratif pemuda Ciamis, Jawa Barat yang tergabung di Kelompok Gapura sukses menjadikan limbah koran menjadi uang rupiah.

Kegiatan yang mereka kerjakan bermula dari keinginan untuk memberdayakan Ibu Rumah Tangga (IRT).

Kesejahteraan pun kini dapat dirasakan oleh Ibu Rumah Tangga (IRT) yang ada di Dusun Cidewa, Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis itu.

Para IRT dapat mengolah koran bekas menjadi bernilai dengan keterampilan yang diajarkan kepada mereka.

Gapura merupakan akronim dari Galuh Peduli Rasa. Adalah kelompok pemberdayaan yang sudah ada sejak tahun 2019 lalu.

Kelompok ini dipelopori oleh seorang pemuda yang bernama Haqibul Mujib. Ia mengetuai Kelompok Gapura ini.

Dia membuat kelompok ini bermodalkan keinginan yang kuat untuk bisa memberdayakan masyarakat yang ada di sekitar rumahnya. Terutama ibu-ibu yang kebanyakan hanya seorang IRT.

Mujib mulai menekuni pengolahan limbah koran menjadi sebuah karya kerajinan sejak tahun 2016 silam. Dia belajar di media internet yang terus diasah dari hari-kehari.

Setelah sekian lama menekuni bidang ini, akhirnya beberapa karya yang Mujib buat dapat diterima oleh masyarakat sekitar. Seperti produk tempat minum yang cenderung banyak diminati ibu-ibu, karena keestetikannya.

Seiring berjalannya waktu, pemesanan karya-karya yang dibuat Kelompok Gapura semakin banyak dan laku di pasaran. Akhirnya ia mulai mengajarkan keterampilan menganyam koran menjadi karya kepada IRT yang ada di sekitarnya.

Pada tahun 2019 akhirnya kelompok pengrajin ini resmi diberdayakan. Kini banyak para IRT yang bergabung dalam kelompok yang dipimpin Mujib untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Banyak produk kerajinan yang biasanya mereka buat seperti pas bunga, tempat air minum, toples, keranjang, miniatur kendaraan seperti sepeda, miniatur vespa, hingga miniatur kapal laut.

Kini Mujib sudah bisa memberdayakan 20 orang IRT yang ia bina dan aktif dalam menghasilkan kerajinan dari limbah koran bekas itu.

Setiap IRT memiliki target produksinya masing-masing. Sehingga tiap orang memiliki produk yang berbeda-beda.

“Memang dari awal ingin membantu para IRT. Supaya bisa memiliki penghasilannya sendiri. Biasanya ibu-ibu dalam mengolah koran menjadi kerajinan dapat menghasilkan uang mulai dari Rp25 ribu sampai Rp60 ribu dalam satu hari,” ucap Mujib.

Dapat dibilang, kegiatan ini cukup menguntungkan bagi para IRT. Pasalnya dalam membuat kerajinan tangan ini tidak terikat oleh jam kerja dimana mereka masih bisa mengerjakan kewajibannya sebagai IRT.

Biasanya mereka menyempatkan diri untuk membuat kerajinan di sela-sela pekerjaan rumah atau di saat mereka sedang luang saja.

Pada saat ini, omzet yang didapatkan Kelompok Gapura sudah mencapai puluhan juta dalam satu bulannya. Pemasaran yang dilakukan kelompok ini pun sudah cukup luas.

Mulai dari Pulau Jawa hingga beberapa pulau d luar Jawa seperti Bali, Kalimantan. Bahkan kerajinan ini sudah sampai di Negeri Seribu Kuil atau Nepal.

“Biasanya para IRT akan membuatnya di rumah masing-masing. Setelah selesai dan siap dipasarkan baru kami kumpulkan di Gapura dan nantinya kami pasarkan” jelasnya.

Dalam proses pemasaran, mujib sudah mulai membuat tim pemasaran secara daring. Ada berbagai sosial media dan market place yang digunakan. Hampir setiap hari pesanan akan masuk terutama pada produk Guci yang berukuran besar.

Pada saat ini sudah banyak kerja sama yang dilakukan Gapura dengan beberapa instansi, baik instansi pemerintah maupun non pemerintah.

- Advertisement -

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

- Advertisement -spot_img
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Terpopuler

- Advertisment -