Internasional, Jabarupdate: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menyerukan pencegahan perang yang praktis dan ofensif.
Ia telah memerintahkan perluasan penangkalan perang untuk menghadapi agresi dari Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.
Dalam sebuah pertemuan dengan para pejabat militer senior, Kim Jong Un meminta adanya penguatan penangkalan perang Korea Utara dengan cara yang “lebih praktis dan ofensif”. Ia juga membahas persiapan negara menghadapi konflik.
Pertemuan yang dilakukan pada hari Senin lalu oleh Komisi Militer Pusat Partai Pekerja yang berkuasa.
Mereka bertemu di tengah ketegangan yang meningkat seiring dengan meningkatnya latihan militer gabungan oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Kantor Berita Pusat Korea Utara mengatakan bahwa para anggota komisi tersebut bertemu untuk membahas upaya-upaya yang sedang berlangsung.
Mereka meningkatkan penangkal perang negara tersebut untuk “mengatasi peningkatan gerakan imperialis AS dan “pengkhianat boneka Korea Selatan” untuk melepaskan perang agresi.
Padahal Washington bersama Seoul telah menggambarkan latihan mereka sebagai latihan defensif.
Kedua negara tersebut juga mengatakan, perluasan latihan AS-Korea Selatan diperlukan untuk mengatasi program nuklir dan rudal Pyongyang yang terus berkembang.
Kim pun meninjau rencana serangan garis depan Korea Utara. Begitu juga dengan berbagai dokumen tempur dilihatnya.
Pemimpin Korea Utara ini menekankan perlunya peningkatan daya tangkal nuklirnya dengan “meningkatkan kecepatan yang lebih praktis dan ofensif”.
Hal tersebut tertuang dalam laporan kantor berita pemerintah Korea Utara atau KCNA bahwa Korea Utara menyerukan pencegahan perang yang ofensif.
Pertemuan itu juga membahas hal-hal praktis. Serta langkah-langkah dan proposal aksi militer yang tidak memiliki sarana dan cara untuk menangkisnya.
Sudah genap beberapa tahun belakangan ini militer AS dan Korea Selatan berkolaborasi melakukan latihan lapangan terbesar.
Mereka juga mengadakan latihan angkatan laut dan angkatan udara bersama yang melibatkan kelompok penyerang kapal induk Amerika dan pesawat pengebom berkemampuan nuklir.
Pihak KCNA menilai, latihan AS dan Korea Selatan yang “heboh” itu mensimulasikan “perang habis-habisan melawan” Korea Utara.
Para pemimpin di Korea Utara juga menyebut itu sebagai ancaman untuk menduduki Pyongyang dan sikap yang akan “memenggal para pemimpinnya”.
Sementara itu, Pyongyang telah menembakkan sekitar 30 rudal dalam 11 kali peluncuran pada tahun ini. Termasuk rudal balistik antarbenua.
Senjata itu diluncurkan Korea Utara dengan menunjukkan potensi jarak tempuh untuk mencapai daratan AS.
Mereka juga meluncurkan beberapa senjata jarak pendek yang telah dirancang untuk mengirimkan serangan nuklir ke Korea Selatan.
Korea Utara juga meluncurkan hulu ledak nuklir baru yang lebih kecil dan menguji coba apa yang disebutnya sebagai pesawat tak berawak penyerang bawah air berkemampuan nuklir.