Global, Jabarupdate: Ratusan penduduk kota Amizmiz, Maroko, menggelar unjuk rasa terhadap pemerintah setempat karena tidak adanya bantuan setelah beberapa minggu gempa bumi terjadi dan telah menghancurkan rumah mereka.
Amizmiz, yang terletak 34 mil (55 km) di selatan Marrakesh, merupakan salah satu kota yang paling parah terkena dampak gempa bumi pada tanggal 8 September.
Gempa tersebut merupakan gempa terburuk yang melanda Maroko dalam kurun waktu lebih dari 60 tahun terakhir, menewaskan hampir 3.000 orang dan menyebabkan ribuan lainnya terluka dan kehilangan tempat tinggal.
Warga menuduh pemerintah setempat menunda bantuan dan mengabaikan mereka, mengakibatkan warga menggelar unjuk rasa.
Setelah gempa bumi, pihak berwenang menempatkan keluarga-keluarga yang kehilangan tempat tinggal di kamp-kamp tenda, disertai dengan janji bantuan keuangan untuk membantu membangun kembali rumah-rumah mereka.
Namun, para peduduk yang menggelar unjuk rasa mengatakan bahwa mereka tidak dapat terus tinggal di kamp-kamp tersebut karena kondisinya semakin memburuk, dengan hujan lebat dan angin kencang yang melanda wilayah tersebut serta suhu yang semakin menurun seiring dengan datangnya musim dingin.
Para warga yang menggelar unjuk rasa juga menuduh pihak berwenang setempat menahan bantuan, termasuk tenda, dari beberapa penduduk yang kehilangan tempat tinggal mereka.
Protes tetap berlangsung pada hari Selasa meskipun kelompok Koordinasi Korban Gempa Amizmiz telah menarik diri dari aksi tersebut, yang telah mengorganisir protes tersebut.
Kelompok ini mengatakan bahwa mereka menarik diri setelah pihak berwenang setempat berjanji untuk mengatasi kekhawatiran mereka.
Mereka mengatakan bahwa pihak berwenang telah berjanji untuk mempercepat bantuan, termasuk menyediakan tenda baru bagi mereka yang sebelumnya tidak diberikan, dan mereka yang tenda-tendanya telah rusak akibat cuaca buruk.
Mereka juga berjanji untuk meningkatkan sanitasi di kamp-kamp dan menyediakan akses air dan listrik bagi para pengungsi.
Raja Maroko, Mohammed VI, bulan lalu mengumumkan bantuan sebesar 120 milyar dirham Maroko ($11,6 milyar; £9,4 milyar) selama lima tahun untuk membangun kembali wilayah-wilayah yang terkena dampak gempa bumi dan membantu lebih dari 4,2 juta orang yang terdampak.
Rencana tersebut mencakup janji untuk memberikan 140.000 dirham dalam bentuk bantuan rekonstruksi kepada setiap rumah tangga yang rumahnya runtuh dan 80.000 dirham untuk setiap rumah tangga yang rumahnya rusak sebagian.
Awal bulan ini, pemerintah mengatakan bahwa mereka telah mulai mencairkan 2.500 dirham dalam bentuk bantuan bulanan untuk setiap rumah tangga yang terkena dampak, sebagai bagian dari program bantuan tunai selama satu tahun.
Pemerintah Maroko menghadapi kritik dari beberapa warga setelah gempa bumi karena menolak beberapa tawaran bantuan internasional, meskipun ribuan orang sangat membutuhkan bantuan mendesak.
“Saya pikir ini benar-benar sebuah kesalahan (untuk bersikeras) pada kedaulatan dan kebanggaan nasional. Ini bukan saat yang tepat untuk menolak karena bantuan ini sangat penting, bahkan negara-negara maju pun menerima bantuan dari luar (dalam bencana),” kata aktivis Maati Mounjib kepada program Newsday BBC pada saat itu.