Ciamis, Jabarupdate: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Ciamis melakukan evaluasi di bidang kesehatan dalam momentum Hari Jadi Kabupaten Ciamis ke-381 tahun.
Mereka menyoroti berbagai masalah yang perlu segera diatasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Dalam pernyataan resminya, Ketua BEM Stikes Muhammadiyah Ciamis Yuda Nugraha menyampaikan bahwa meskipun Ciamis telah mencapai usia yang matang sebagai sebuah kabupaten, masih terdapat tantangan besar dalam sektor kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian serius.
Salah satu masalah utama yang ditemukan adalah sanitasi dan akses terhadap air bersih yang dirasakan masih sulit di sejumlah masyarakat pedesaan.
Meski begitu, ia tak menyebut secara spesifik daerah mana saja yang ditemukan sulit menjangkau akses air bersih.
Dia menegaskan, Kabupaten Ciamis menghadapi tantangan dalam hal sanitasi dan kebersihan. Terutama di daerah pedesaan.
“Kurangnya akses terhadap air bersih, fasilitas sanitasi yang memadai dan praktik kebersihan yang baik dapat menyebabkan penyebaran penyakit antar masyarakat daerah tersebut,” beber Yuda.
Kemudian, mereka juga mengidentifikasi persoalan terkait dengan penyakit menular seksual Sifilis sejak awal tahun 2023.
Menurut Yuda, memasuki awal tahun 2023 penularan penyakit Sifilis di Ciamis meningkat tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2022.
“Dari Januari sampai Mei 2023, ada 222 kasus Sifilis dari total 276 kasus penyakit infeksi menular seksual (PIMS). Sedangkan pada sepanjang tahun 2022 hanya ditemukan 233 kasus Sifilis dari total 273 kasus PIMS.
Lebih menghawatirkan lagi karena sebagian pengidap penyakit sifilis tersebut adalah remaja yang masih sekolah.
“Dari persoalan tersebut tentunya menjadi tugas Pemerintah Kabupaten Ciamis untuk meminimalisir kasus penyebaran penyakit menular Sifilis,” kata Yuda.
Ia menegaskan, salah satu penyebab dari adanya usia pelajar yang mengidap penyakit menular ini adalah kurangnya edukasi pada mereka serta minimnya sosialisasi kepada masyarakat.
Di momentum Hari Jadi Ciamis ini juga mereka menyoroti akses dan fasilitas kesehatan, terutama di daerah pedesaan yang kurang memadai.
Menurut Yuda, kondisi ini menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan dengan cepat dan efisien.
“Terdapat keterbatasan akses terhadap fasilitas kesehatan. Terutama di daerah pedesaan. Jarak yang jauh, infrastruktur yang terbatas dan kurangnya tenaga medis. Ini dapat menjadi hambatan dalam mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai,” beber Yuda.
Selanjutnya adalah persoalan kesehatan mengenai Stunting. Angka pengidap stunting di Ciamis masih tergolong cukup tinggi.
Padahal, lanjut dia target Jawa Barat pada 2024 mengenai stunting ini yaitu ‘Zero Stunting’. Ini berarti harus tidak ada kasus stunting lagi di 2024 nanti.
Namun kemungkinan hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan. Pasalnya masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit stunting serta tidak luput dari penurunan perekonomian masyarakat di Ciamis. Hal ini membuat kurangnya pemenuhan gizi pada masyarakat terutama anak-anak.