Selasa, Oktober 8, 2024

Netty Prasetiyani: Pencegahan Stunting Harus Dimulai dari Keluarga

Indramayu, Jabarupdate: Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetyani mempunyai pandangan bahwa Indonesia adalah negara besar, subur, dan memiliki kekayaan alam yang luar biasa saat ini memiliki masalah besar yaitu Stunting.

Hal tersebut diungkapkan oleh Netty pada kegiatan sosialisi pencegahan stunting dari hulu bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Kegiatan tersebut diselenggarakan di Aula Gedung KPRI Bina Mitra, Kabupaten Indramayu pada Jumat (24/11/2023).

Anggota DPR RI dari Fraksi PKS tersebut mengakui jika angka stunting di Indonesia masih tinggi yaitu di angka 21 persen.

“Jika angka ini masih tinggi, maka akan menghasilkan generasi yang lemah, sumber daya manusia rendah,” ungkapnya.

Menurutnya, permasalahan stunting bisa dicegah dari keluarga karena semua berawal dari keluarga.

“Sebagai orang tua, kita jangan pernah memberikan contoh yang tidak baik dari keluarga. Apapun contoh yang diberikan keluarga akan ditiru oleh anak-anaknya,” ungkap Netty.

Rumus Membangun Keluarga Berkualitas

Ada empat syarat yang diungkapkan oleh Netty untuk membangun keluarga yang berkualitas. Pertama, niat dan tujuan harus jelas dan visioner.

“Tanpa tujuan yang jelas, akan menimbulkan banyak permasalahan dalam rumah tangga,” kata dia.

Kedua, pernikahan harus melalui persiapan dan perencanaan. Menikah pada saat yang aman dan tepat.
“Untuk perempuan pada usia 21 tahun dan laki-laki pada umur 25 tahun,” kata dia.

Usia 21 tahun untuk perempuan menurut Netty setidaknya secara fisik sudah siap dan matang secara emosianal. Di umur 25 tahun laki-laki dia sudah punya kemandirian secara ekonomi dan sudah bekerja.

Ketiga, membangun ketahanan keluarga dengan berlandaskan agama.

“Kita bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ketika mempunyai ketahana keluarga misalnya kekerasan pada anak, KDRT yang dilakukan suami, dan yang lainnya,” ungkap Netty.

Keempat adalah pola asuh anak yang benar, baik itu secara fisik, mental, dan spiritual.

Pentingnya Batasan Usia dalam Pernikahan

Fazar Supriadi Sentosa, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat mempunyai pandangan yang sama dengan Netty Prasetyani mengenai batasan usia menikah.

“Pada usia tersebut, pasangan calon pengantin dianggap sudah memiliki kesiapan fisik, mentak, bahkan emosional, dan spiritualnya,” ungkap Fazar.

Fazar menambahkan, sudah banyak program yang dilaksanakan oleh BKKBN Jabar untuk pencegahan stunting.

“Seluruhnya melibatkan segenap pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan kota,” kata dia.

Salah satu diantaranya penempatan tim pendamping keluarga (TPK) yang intens terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

“Periode ini merupakan fase krusial untuk perkembangan anak di usia selanjutnya,” tegas Fazar

- Advertisement -

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

- Advertisement -spot_img
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Terpopuler

- Advertisment -