Jawa Barat, Jabarupdate: Netty Prasetitani menyampaikan ada tiga hal dan lakukan empat hal untuk menekan angka stunting.
Hal tersebut Netty sampaikan pada kegiatan sosialisasi pencegahan stunting bersama mitra kerja DPR RI, BKKBN RI di Desa Pulang dari, Kadewung, Kabupaten Cirebon pada Kamis (19/10/2023).
Menurut Netty Prasetiyani tiga hal yang harus dihindari diantaranya jangan sampai pasangan yg menikah namun secara kebetulan.
“Untuk yang kedua jangan sampai pasangan nikah tidak merencanakan dengan baik untuk mempunyai anak, ketiga mendidik anak asal-asalan,” ungkapnya.
Menurut Netty, perencanaan dalam kehidupan rumah tangga itu sangat penting seperti pernikahan, melahirkan, dan mendidik anak.
“Karena itu, orang tua harus memberi teladan yang baik kepada anak-anaknya. Semua itu bermula dari ketangguhan keluarga,” ungkapnya.
4 Poin Rumus Membangun Keluarga Tangguh
Netty Prasetiyani mengungkapkan ada empat hal yang harus dilakukan untuk membangun keluarga tangguh dan terhindar dari stunting.
Pertama, harus memperhatikan usia aman dan tepat untuk menikah. Netty menyampaikan usia untuk perempuan 25 tahun dan perempuan 21 tahun.
“Di umur segitu, organ reproduksinya sudah siap dan secara emosional lebih matang,” ungkapnya.
Kedua, pengasuhan yang benar dan tepat. Perhatikan beberapa fungsi keluarga juga. Ketiga, ketahanan keluarga. Seperti ketahanan fisik ekonomi, emosional, sosial dan ketahanan spiritual.
“Banyak masalah sosial seperti kenakalan remaja timbul akibat kurangnya ketahanan sosial dalam keluarga dalam menjaga norma-norma dan aturan,” ungkapnya.
Yang terakhir adalah setiap keluarga harus bisa mencegah dan menurunkan stunting.
“Perlu mendapat informasi dan pengetahuan memadai terkait program pencegahan stunting,” tutur Netty.
Sementara itu, Edi Setiawan selalu Direktur Ketahanan Remaja BKKBN RI menganggap penting apa yang disampaikan Netty Prasetiyani mengenai batasan usia menikah.
“Batasan usia ini berdasarkan hasil penelitian serta pengujian. Pada usia tersebut, pasangan calon pengantin dianggap sudah memiliki kesiapan fisik, mental sampai hal-hal emosional dan spiritual,” tuturnya.
Menurut Edi banyak sekali program pencegahan stunting yang dilakukan di Jawa Barat.
“Seluruhnya melibatkan segenap pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan kota. Salah satu diantaranya penempatan tim pendamping keluarga (TPK),” ungkapnya.
TPK itu akan intens terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Periode ini merupakan fase krusial untuk perkembangan anak di usia selanjutnya.