Kuningan, Jabarupdate: Untuk mempercepat penurunan stunting, kuncinya ada di pembangunan kualitas keluarga. Hal tersebut disampaikan Netty Prastiyani Heryawan.
Netty yang merupakan Anggota Komisi IX DPR RI meyakini urusan stunting tidak bisa dilepaskan dari keluarga karena erat kaitannya.
Pendapat tersebut disampaikan Netty Prasetiyani Heryawan dalam program Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan di Kabupaten Kuningan pada Jumat (13/10/2023).
“Kita harus sepakat bahwa keluarga merupakan benteng pertama yang harus diperkuat untuk bisa menurunkan angka stunting,” ungkapnya.
Netty beranggapan beberapa poin penting dalam pencegahan ada di dalam lingkup keluarga. Ibu hamil, menyusui, dan pola asuh anak itu yang paling dekat adalah keluarga.
“Karena itu, hari ini kita harus sepakat bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga,” uhar Netty.
Netty merasa optimis Indonesia bisa menekan angka stunting melalui pembangunan keluarga yang sejahtera. Dengan terbangunnya kesejahteraan dalam keluarga kemungkinan untuk terjadinya stunting pada anak bisa diminimalisir.
Keluarga Harus Memiliki Perencanaan
Netty kemudian menyampaikan terkait pentingnya keluarga untuk mempunyai perencanaan mulai dari pra kehamilan, pasca melahirkan, dan pola asuh anak.
“Kita contohkan pemenuhan gizi atau premier, keluarga yang memiliki perencanaan sudah pasti akan mengutamakan kebutuhan premier agar dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarganya,” ungkapnya.
Netty menuturkan terkait masih banyak masyarakat yang belum paham akan pentingnya asupan gizi yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak.
“Di banyak tempat ketika saya tanya jika Ibu-Bapak punya uang, pertama kali yang dibeli apa? Jawaban pertamanya beras lalu yg kedua itu rokok,” ujar Netty.
Sebagai Mitra BKKBN, Netty sangat bersemangat dalam menurunkan kasus stunting, khususnya di daerah Jawa Barat.
“Kami di Komisi IX terus mengajak untuk bersama-sama membangun kedulian terhadap keluarga dan lingkungan kita,” ungkapnya.
Jika terdapat kasus, Netty menghimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan.
Pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk menekan angka stunting di Indonesia seperti meningkatkan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat terkait bahaya stunting.
“Sampai hari ini ketidaksepahaman masyarakat akan bahayanya stunting menjadi salah satu permasalahan klasik, sehingga stunting sulit untuk diatasi,” ungkapnya.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Elma Tri yulianti Djadjuri selaluku Penata KKB Ahli Madya BKKBN Provinsi Jawa Barat, Anas Kabid KS DP2KBPA3A Kabupaten Kuningan.