Parenting, Jabarupdate: Orang tua ingin tetap waras? Ternyata ada beberapa cara menghadapi anak batita tantrum.
Setiap orang tua pasti senang melihat tumbuh kembang anak. Pasti ada hal baru yang ditunjukkan sang anak tiap hari, hal ini sama dengan batita.
Para batita pada umumnya pintar berkata-kata dan menunjukkan bisa melakukan apapun sendiri.
Batita juga biasanya sudah mulai menunjukkan sikap keras kepala dan tidak segan mengerahkan segala upaya agar keinginannya tercapai. Tidak mengherankan, usia tiga tahun kerap disebut threenager.
Walaupun hal tersebut pertanda bahwa perkembangannya baik, tetapi cukup menguji kesabaran para orang tua. Apalagi saat batita tantrum.
Melansir dari berbagai laman kesehatan, ada beberapa cara menghadapi anak batita yang tantrum agar orang tua tetap waras.
Batita Sering Tantrum
Tantrum tidak akan berhenti ketika anak berusia dua tahun, saat batita pun anak akan lebih sering tantrum.
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya mengenal penyebab anak lebih mudah menangis dan rewel, seperti terlalu lama jalan-jalan di mal, lapar, atau mengantuk, bisa menjadi alasan anak mudah rewel hingga tantrum.
Ketika orang tua paham penyebab tantrum, tentu saja dapat mencegahnya agar hal itu tidak terjadi. Dengan membatasi jam pergi dan mengajak anak pergi saat sudah selesai makan atau tidur siang.
Saat Tantrum Pindahkan ke Tempat Sepi
Ketika sang anak tantrum di tempat umum, alangkah baiknya mengajak anak untuk berpindah ke tempat yang lebih sepi saat emosinya sedang meluap-luap. Hal ini untuk menenangkan sang anak.
Orang Tua Menenangkan Diri saat Anak Tantrum
Ketika anak sedang tantrum, orang tua juga perlu menenangkan diri. Orang tua dapat memejamkan mata sekejap sambil mengatur nafas yang masuk dan keluar secara perlahan. Hal Ini membantu orang tua membuat jeda sehingga tidak mudah terpancing emosinya.
Memberikan Pelukan
Ketika anak tantrum, orang tua dapat memberikan pelukan, seperti usapan
Berikan sentuhan seperti usapan di kepalanya atau pelukan.
Ini dapat memberikan rasa nyaman ke anak dan membuatnya nyaman berada di dekat orang tua. Setelah mereda, ajak bicara dengan lembut.
Orang tua dapat menanyakan penyebab anak dan perasaan sang anak. Dengarkan pengalamannya, terima emosinya.
Menjadi orang tua memang tidak mudah dijalankan dan akan terus belajar setiap saat. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran ekstra untuk menghadapi anak batita.