Senin, April 29, 2024

Pertahanan Sipil Gaza Terpaksa Meninggalkan Ratusan Korban di Bawah Reruntuhan

Global, Jabarupdate: Kami harus mengutamakan mereka yang masih bernapas di bawah reruntuhan. Pilihan ini selalu dibuat antara korban tewas dan korban yang masih hidup, tetapi tidak pernah antara korban yang masih hidup.

Jika kita tahu ada orang yang masih hidup, mungkin kita membutuhkan waktu berjam-jam untuk menariknya dari bawah reruntuhan, tetapi kita tidak akan pernah bisa meninggalkannya di sana.

Ketika serangan udara Israel di Jalur Gaza terus menelan banyak korban, kru pertahanan sipil menemukan diri mereka menghadapi dua pilihan: menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengambil mayat, atau meninggalkan korban tewas di bawah reruntuhan dan bergegas ke daerah lain untuk menarik mereka yang masih hidup.

Dengan kurangnya peralatan penyelamatan dan berulangnya penargetan kru mereka, pertahanan sipil mengatakan kepada Middle East Eye bahwa mereka mengikuti rencana yang mengutamakan penyelamatan korban yang masih hidup daripada mengambil mayat korban yang sudah meninggal.

“Setibanya kami di lokasi, masih ada beberapa orang berada dalam reruntuhan dengan keadaan hidup, kami terus berupaya untuk mengeluarkan mereka dari reruntuhan” katanya

Tetapi jika kami yakin bahwa mereka yang berada di bawah reruntuhan sudah mati, kami pergi ke tempat lain yang ditargetkan,” kata Khalil Saifan, anggota kru pertahanan sipil, kepada MEE.

“Pengeboman terjadi di berbagai tempat pada saat yang sama, puluhan lokasi menjadi sasaran dalam waktu 10 menit, dan kami memiliki peralatan dan anggota kru yang sangat terbatas untuk bertindak. Jadi kami harus memilih antara menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengambil sejumlah mayat, atau memprioritaskan korban yang terluka yang terperangkap di bawah puing-puing sebelum mereka bergabung dengan sejumlah orang yang tewas.” Katanya

Sedikitnya 8.000 orang telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak Israel melancarkan kampanye pengeboman yang kejam di Gaza pada tanggal 7 Oktober, ketika Hamas melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota-kota Israel selatan. Kisaran 1.400 warga Israel menjadi korban dan sekitar 200 lebih orang telah disandera.

Krisis di Gaza semakin diperparah dengan kurangnya bahan bakar yang dibutuhkan untuk buldoser, yang diandalkan oleh kru pertahanan sipil untuk menyingkirkan reruntuhan bangunan tempat tinggal bertingkat dan menjangkau para korban.

“Tidak banyak negara yang kemudian mampu untuk menghindari banyaknya serangan udara ke area yang telah menjadi target, tentu hal ini memakan korban yang luar biasa banyak,” Pungkasnya.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

- Advertisement -spot_img
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img

Terpopuler