Jumat, Desember 6, 2024

Presiden Iran dan Menteri Luar Negerinya Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Global, Jabarupdate: Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian meninggal dalam insiden tragis ketika helikopter mereka jatuh di tengah medan pegunungan yang ditutupi kabut tebal.

Kecelakaan tersebut, yang terjadi pada hari Minggu (19/5/2024), dikonfirmasi oleh seorang pejabat Iran kepada Reuters pada hari Senin tanggal 20 Mei 2024.

Helikopter tersebut dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke perbatasan barat laut Iran dengan Azerbaijan.

Tim penyelamat Iran sedang berjuang melawan waktu untuk menemukan lokasi kecelakaan dan menyelamatkan para penumpang.

Namun, upaya tersebut terhambat oleh cuaca buruk, termasuk kabut tebal dan hujan yang kemudian berubah menjadi salju.

Media pemerintah melaporkan bahwa cuaca buruk menjadi faktor signifikan dalam kecelakaan tersebut dan menyulitkan upaya penyelamatan.

Dukungan internasional pun telah diterima, dengan negara-negara tetangga menyatakan belasungkawa dan menawarkan bantuan dalam upaya pencarian dan penyelamatan.

Turki, misalnya, telah mengerahkan drone, helikopter, kendaraan, dan tim penyelamat setelah permintaan dari Iran.

Gedung Putih juga telah memberi tahu Presiden Biden tentang situasi tersebut, sementara Uni Eropa menawarkan teknologi pemetaan satelit darurat untuk membantu upaya pencarian.

Respon Iran dan Ketentuan Konstitusional, Setelah Kecelakaan Presiden Raisi

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, berusaha menenangkan masyarakat dan menegaskan bahwa tidak akan ada gangguan terhadap urusan negara.

Menurut ketentuan konstitusi Iran, jika presiden meninggal dalam jabatannya, wakil presiden pertama akan mengambil alih peran tersebut dengan konfirmasi dari pemimpin tertinggi. Kemudian, sebuah dewan akan mengatur pemilihan presiden dalam waktu 50 hari.

Presiden Raisi, yang terpilih pada tahun 2021, seharusnya menjabat hingga tahun 2025. Kematian mendadaknya meninggalkan kekosongan besar dalam politik Iran.

Pada dini hari Senin, media pemerintah menunjukkan upaya penyelamatan yang dilengkapi dengan perangkat GPS dan lampu kepala, mencerminkan keseriusan situasi.

Saat bangsa ini berduka atas kehilangan presiden dan menteri luar negerinya, insiden ini menyoroti bahaya perjalanan udara dalam kondisi cuaca buruk dan sifat tak terduga dari peristiwa tragis semacam itu.

Komunitas internasional terus memantau situasi dengan cermat, menawarkan dukungan dan solidaritas pada masa krisis ini.

- Advertisement -

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img

Terpopuler

- Advertisment -