Kamis, April 25, 2024

Presiden Taiwan Mengecam Latihan Militer Cina 

Internasional, Jabarupdate: Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengecam Cina atas latihan militer yang dilakukan selama tiga hari di sekitar pulau milik pemerintahan tersebut.

Dia mengatakan bahwa latihan tersebut tidak bertanggung jawab dan merupakan ancaman bagi stabilitas regional.

Beijing mengakhiri latihan perangnya, yang mensimulasikan serangan di wilayah berpenduduk 23 juta jiwa itu, pada hari Senin.

Latihan dimulai setelah Tsai pulang dari kunjungannya ke Amerika Tengah. Di mana ia singgah dua kali di Amerika Serikat (AS) dan mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Kevin McCarthy.

Tsai menjelaskan, kunjungannya ke negara-negara sahabat adalah “praktik jangka panjang”, rakyat Taiwan pun mengharapkan hal itu.

Pemerintah Cina menggambarkan Tsai sebagai separatis. Mereka menggelar latihan militer hingga menyebabkan ketidakstabilan di Taiwan dan kawasan lainnya.

“Ini bukanlah sikap yang bertanggung jawab untuk sebuah negara besar di kawasan ini,” tulis dia di halaman Facebook-nya pada Senin malam.

Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari Cina dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mengambil alih pulau tersebut.

Latihan Militer Terbaru, Presiden Taiwan Mengecam Cina

Latihan terbaru ini mensimulasikan serangan ke Taiwan. Dari laporan media pemerintah, bahwa ada puluhan pesawat tempur Cina sudah mempraktekkan blokade udara.

Komando Timur Tentara Pembebasan Rakyat Cina menyampaikan, latihan itu menguji kemampuan tempur gabungan terpadu.

Mereka menerjunkan dari berbagai cabang militer dalam kondisi tempur yang sebenarnya.

Tampaknya, latihan ini tidak dalam skala yang sama dengan aktivitas militer yang terjadi setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada Agustus tahun lalu.

Selain Taiwan, Latihan Militer Cina juga Tuai Kecaman dari Jepang

Pulau-pulau di bagian selatan Jepang terletak dekat dengan Taiwan dan juga memiliki pangkalan udara utama AS di Okinawa.

Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada menggambarkan latihan tersebut sebagai “latihan yang mengintimidasi” untuk merebut kendali laut dan udara di sekitar pulau tersebut.

Adanya latihan tempur itu, tampaknya Pemerintah Cina sedang menunjukkan ‘sikap tanpa kompromi’ kepada masalah Taiwan.

Cina telah meningkatkan tekanan terhadap Taiwan sejak Tsai pertama kali terpilih sebagai presiden Taiwan pada 2016 lalu.

Selain ke Amerika Tengah Tsai juga melakukan perjalanan ke Guatemala dan Belize. Dua negara ini merupakan sekutu resmi Taipei yang tersisa di wilayah tersebut. Sebelumnya, pada bulan lalu, Honduras mengumumkan bahwa mereka mengalihkan kesetiaannya ke Beijing.

Tsai, yang mengatakan bahwa terserah kepada rakyat Taiwan untuk menentukan masa depan mereka. Sebelumnya telah menuduh Beijing melakukan “diplomasi dolar” dengan jumlah sekutu resmi Taiwan turun menjadi 13, dibandingkan ketika ia menjabat sebanyak 22.

Meski demikian, Taiwan tetap mempertahankan hubungan informal yang kuat dengan banyak negara.

Mereka telah menyambut sejumlah legislator dari berbagai negara termasuk AS, Inggris, dan Republik Ceko.

Pada tahun 2021, Tiongkok membuka kedutaan besar de facto di Lithuania, yang pertama di Eropa dalam 18 tahun terakhir, yang memicu kemarahan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

- Advertisement -spot_img
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img

Terpopuler