NASIONAL, Jabarupdate: Bahlil Lahadalia selaku menteri investasi/kepala BKPM, menyebutkan bahwa pembangunan proyek Rempang akan dipercepat.
Era Presiden Joko Widodo, Rempang Eco City menjadi salah satu dari banyaknya Proyek Strategis Nasional (PSN).
Pembangunan proyek Rempang Eco City ini kabarnya untuk pariwisata, kebutuhan industri, dan lain-lain.
Namun rupanya warga Rempang menolak dan melakukan perlawanan terhadap aparat.
Di tengah ramainya kerusuhan yang terjadi, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah akan tetap melanjutkan proyekRempang Eco City bahkan akan dipercepat.
Diketahui sebelumnya, Proyek Strategis Nasional (PSN) di Rempang ini mengakibatkan warga Rempang harus direlokasi.
Warga Rempang yang khawatir kehidupan tidak terjamin nantinya, menolak direlokasi dan memilih melakukan perlawanan.
Oleh karena itu mengutip CNN Indonesia, Bahlil menjanjikan cara yang humanis akan diterapkan saat menghadapi warga yang harus direlokasi nanti.
“Kami akan beri arahan dengan cara yang lembut,” tuturnya di Batam, kepulauan Riau pada, Senin (18/9/2023).
Proyek Rempang ini merupakan pembangunan pabrik kaca dan pembangunan terbesar setelah China, mengenai solar panel.
Bahlil menyebutkan jumlah investasi yang masuk mencapai ratusan triliun, yang sebagian besar dari Xinyi Group.
“Sudah Rp.300 triliun yang sebagian besar dari Xinyi Group. Dan tahap awal pembangunan ini, akan masuk sebesar Rp.175 triliun,” ujar Bahlil.
Bahlil menjelaskan bahwa proyek ini akan membuat pendapatan negara memperoleh dampak yang positif.
Menurutnya, masyarakat akan sangat merasakan dampak positif berupa lapangan pekerjaan yang melimpah
Selain itu, Ia juga menyinggung tentang penarikan investor yang merupakan kompetisi antara Indonesia dengan Singapura.
Kompetisi itu terjadi lantaran memperebutkan tahta Foreign Direct Investment (FDI) di ASEAN.
Negara tujuan FDI terbesar ASEAN, diduduki Singapura sebagai kedudukan pertama.
Sedangkan Indonesia berada di posisi kedua. Padahal, secara luas wilayah Indonesia lebih unggul.
Itu sebabnya, Bahlil mendesak proyek ini dipercepat dengan tepat untuk merebut proyek investasi asing tersebut guna memperluas lapangan pekerjaan.
Percepatan proyek ini tentunya dipertimbangkan, jangan sampai sewaktu-waktu merugikan salah satu pihak.
Bahlil menegaskan bahwa proyek tidak bisa ditunda, dan harus segera dipercepat. Hal itu karena para investor belum tentu bersedia menunggu lebih lama lagi.
“Kalau lama, belum tentu para investor mau menunggu. Kita memang butuh mereka, tapi kita juga menghargai yang ada di dalam,” pungkas Bahlil.