Cirebon, Jabarupdate: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) terjun ke Desa Mulyasari, Cirebon sebagai upaya menurunkan angka stunting di Indonesia dengan target 14 persen.
Mka dari itu, secara aktif memberikan edukasi tentang stunting pada masyarakat. Salah satunya yaitu dengan langsung terjun ke tengah masyarakat.
Pada Jumat (5/8/2022) kemarin, BKKBN melakukan Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Barat, bertempat di Desa Mulyasari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon.
Nopian Andusti S.E., M.T., selaku Deputi KSPK BKKBN Pusat mengungkapkan, penurunan stunting harus mencapai 14 persen pada 2024. Namun, pada tahun sebelumnya relatif belum mencapai angka tersebut.
Sehingga pihaknya memerlukan percepatan strategi nasional guna mempercepat pencegahan stunting.
Ia mengungkapkan, target 14 persen pada 2024 tercapai tinggal membutuhkan penurunan 3 persen lagi.
BKKBN juga mengklaim ada beberapa wilayah di Indonesia dengan kasus stunting yang tinggi. Yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.
Nopian menjelaskan Strategi Percepatan Penurunan yang akan menjadi fokusan bagi pemerintah.
“Program ini terdiri dari lima Outline. Pertama, Kondisi Kependudukan Indonesia. Kedua, Stunting: Konsep, Penyebab, Dampak, dan Fakta. Lalu yang ketiga Nasional Percepatan Penurunan Stunting. Keempat adalah Kolaborasi dan Sinegitas Semua Elemen Peran Perguruan Tinggi. Lima, yakni Program Inovasi,” beber dia.
Kelima Outline tersebut, lanjutnya, mengarahkan masyarakat, pemerintah, dan keluarga bisa bersama-sama melakukan pencegahan stunting. Karena salah satu syaratnya yaitu generasi muda.
Dampak dari Stunting
Ia mengungkapkan, dampak dari stunting itu yakni bertubuh kerdil. Karena kondisi gagal tumbuh pada anak balita. Itu terjadi akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama Kehidupan (HPK).
Ia mengapresiasi jajaran BKKBN yang hari ini terjun ke Mulyasari, Kabupaten Cirebon untuk terus mengejar angka stunting 14 persen sesuai instruksi Presiden.
“Saya mengapresiasi kepada BKKBN. Karena sudah bekerja sama kami. BKKBN sudah memberikan sosialisasi kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Khususnya di Kabupaten Cirebon,” ujar dia.
“Bapak Presiden sudah memberi tugas tambahan kepada BKKBN. Yaitu untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia. Angka stuting di Indonesia saat ini sudah mencapai 24,4 persen,” ujar dia.
Sedangkan, lanjut Nopian, angka yang bisa ditolerir oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah 20 persen. Maka target pemerintah sampai 2024 nanti, stunting bisa turun sampai angka 14 persen.
BKKBN Terjun ke Mulyasari Cirebon, Hadir Komisi IX DPR RI
Hadir dalam kegiatan sosialisasi pencegahan stunting di Desa Mulyasari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon itu Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh, M.A. selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR RI. Ia diwakili Lukman Hakim.
Kemudian hadir pula Elma Triyulianti selaku Koordinator KSPK BKKBN Provinsi Jawa Barat dan Yati Feronike, S.St., SK.M., M.M.
Pada kesempatan tersebut, Lukman mengatakan, pengaruhnya stunting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia juga berharap masyarakat dapat melakukan pencegahan stunting pada anak sedini mungkin.
“Saya mengharapkan warga dapat memahami apa itu stunting. Dan apa dampak buruknya terhadap anak. Pada dasarnya, stunting ini adalah amanah untuk kita semua. Dan juga menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bagi kita,” ujar dia.
Ia menegaskan, semua pihak mengupayakan agar masyarakat menjadi sadar bahwa kasus stunting ini penting dan bisa terjadi kepada siapa saja.
Selain itu, lanjut dia, anak yang sudah terlanjur stunting, itu harus melakukan perawatan untuk pemberian gizi yang baik.
“Jadi, intinya. Kita harus betul-betul tepat sasaran. Pendampingan tepat sasaran. Yang bener-benar langsung memiliki dampak pada Stunting,” ucap Lukman.