Jumat, April 19, 2024

Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Barat pada 2023 Menurun

Jawa Barat, Jabarupdate: Tingkat pengangguran terbuka merujuk pada persentase penduduk yang sedang mencari pekerjaan aktif dan siap bekerja, tetapi belum berhasil mendapatkan pekerjaan.

Ini adalah salah satu indikator utama dalam mengukur tingkat pengangguran dalam suatu negara.

Bekerja merupakan hal dasar dalam menyambung setiap kebutuhan dan perlengkapan hidup di era moderenisasi saat ini.

Perlu kita ketahui, jenjang pekerja dari sektor perdagangan, industri pengolahan makanan, manufaktur otomotif, pendidikan, kesehatan dll., sangat perlu didorong dengan SDM yang memadai.

Dilansir dari BPS Jawa Barat, jumlah angkatan kerja pada Februari 2023 sebanyak 25,40 juta orang. Membandingkan dengan 2022 lalu, angka tersebut, naik 0,58 juta orang.

Kemudian, untuk angka tingkat Partisipasi Angkatan Kerja atau TPAK. Ini naik sebesar 0,44 persen poin. Dari 66,31 persen. Lalu naik menjadi 66,75 persen.

Tingkat Pengangguran, Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja

Melansir web Kemenaker, dijelaskan bahwa penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun ke atas.

Usia ini cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, khususnya di Jawa Barat.

Penduduk usia kerja pada Februari 2023 sebanyak 38,05 juta orang, naik sebanyak 0,63 juta orang jika dibandingkan Februari 2022.

Penduduk usia kerja sebagian besarnya adalah angkatan kerja yaitu 25,40 juta orang. Sisanya termasuk bukan angkatan kerja, sebanyak 12,65 juta orang.

Komposisi angkatan kerja pada Februari 2023 terdiri dari 23,39 juta orang penduduk yang bekerja dan 2,01 juta orang pengangguran.

Apabila dibandingkan Februari 2022, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 0,58 juta orang.

Penduduk bekerja naik sebanyak 0,65 juta orang, sementara pengangguran turun sebanyak 0,07 juta orang.

Angka TPAK ini dinilai mengalami peningkatan jika dibandingkan Februari 2022 lalu.

TPAK pada Februari 2023 sebesar 66,75 persen, naik 0,44 persen poin dibandingkan Februari 2022.

Diketahui bahwa TPAK adalah persentase banyaknya angkatan kerja terhadap banyaknya penduduk usia kerja.

TPAK ini mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah ataupun negara.

Berdasarkan jenis kelamin. Pada Februari 2023. Angka TPAK laki-laki sebesar 83,44 persen. Ini lebih tinggi dari TPAK perempuan. Perempuan nilainya sebesar 49,68 persen.

Jika dibandingkan Februari 2022, TPAK laki-laki dan perempuan mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 0,43 persen poin (dari 83,00 persen menjadi 83,44 persen) dan 0,45 persen poin (dari 49,23 persen menjadi 49,68 persen).

Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Dari hasil Sakernas pada Februari 2023 diketahui bahwa ada tiga lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak. Yakni, Perdagangan Besar dan Eceran.

Reparasi dan Perawatan Mobil, Sepeda Motor. Ini angkanya sebesar 21,84 persen. Industri Pengolahan sebesar 17,98 persen. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 17,79 persen.

Sementara, untuk pola lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja. Ini masih sama dengan Februari 2022 lalu.

Dibandingkan Februari 2022, lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah lapangan pekerjaan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,20 juta orang), Transportasi dan Pergudangan (0,18 juta orang), dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (0,16 juta orang).

Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar dalam menyerap tenaga kerja adalah lapangan pekerjaan Perdagangan Besar dan Eceran. Untuk Reparasi dan Perawatan Mobil. Serta Sepeda Motor: 0,11 juta orang.

Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Tingkat pendidikan dapat mengindikasikan tentanf kualitas dan produktivitas dari tenaga kerja.

Pada Februari 2023, untuk penduduk bekerja ini, angkanya masih didominasi oleh tamatan Sekolah Dasar ke bawah. (Tidak/belum pernah sekolah/belum tamat SD/tamat SD). Angkanya sebesar 40,52 persen.

Sementara penduduk bekerja tamatan diploma I/II/III dan tamatan universitas dengann persentase sebesar 10,63 persen.

Dari data itu, diketahui bahwa untik distribusi penduduk bekerja menurut pendidikan masih menunjukkan pola yang sama dengan Februari 2022.

Dibandingkan dengan Februari 2022, penduduk bekerja berpendidikan Sekolah Dasar ke bawah, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Umum mengalami peningkatan persentase, masing-masing sebesar 1,02 persen poin, 1,26 persen poin dan 1,42 persen poin.

Sementara penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, diploma I/II/III, dan universitas mengalami penurunan persentase, dengan penurunan terbesar pada pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, yakni sebesar 2,02 persen poin.

Karakteristik Pengangguran

TPT atau Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja.

Juga berguna untuk menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.

TPT hasil Sakernas Februari 2023 sebesar 7,89 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja.

Pada Februari 2023, TPT mengalami penurunan. Besarnya yakni 0,46 persen poin. Jika membandingkan dengan Februari 2022 (8,35 persen).

Dampak Pandemi Covid-19 dan Ketenagakerjaan di Jawa Barat

Hasil Sakernas pada Februari 2023. Bahwa penduduk usia kerja yang terdampak pandemi dikelompokkan menjadi empat komponen:

(1) pengangguran karena Covid-19
(2) Bukan Angkatan Kerja karena Covid-19.
(3) sementara tidak bekerja karena Covid-19, dan
(4) penduduk bekerja. Tapi mengalami pengurangan jam kerja. Tentu saja karena Covid-19.

Dijelaskan bahwa kondisi (1) dan (2) adalah dampak pandemi Covid-19 pada mereka yang berhenti bekerja.

Sedangkan kondisi (3) dan (4). Ini merupakan dampak pandemi yang dirasakan oleh mereka yang masih bekerja.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

- Advertisement -spot_img
ARTIKEL TERKAIT

Terbaru

- Advertisment -spot_img

Terpopuler