Nasional, Jabarupdate: Kejadian viral baru-baru ini Netsle diduga memberikan gula tambahan pada makanan bayi. Begini faktanya!
Rupanya sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih mempercayai Nestle menjadi salah satu penyedia makanan bayi.
Namun, Netsle baru-baru diduga menjual produk yang mengandung tambahan gula, yang salah satunya berbentuk madu.
Padahal sejak tahun 2019, melansir dari beberapa laman, WHO telah melarang penambahan gula pada makanan bayi karena bisa menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan anak. Simak beberapa fakta yang wajib diketahui.
Produk Nestle Terdapat Tambahan Gula
Melansir dari beberapa laman, produk pada Netsle telah ditemukan tambahan gula hal ini terungkap dari investigasi yang dilakukan oleh beberapa organisasi.
Berdasarkan data analisis pasar yang telah dilakukan. rupanya kandungan yang tak seharusnya dalam produk Nestle.
Berdasarkan hasil laboratorium, ditemukan kandungan 4-5 gram atau 1 sendok gula dalam setiap takaran saji produk Cerelac.
Sementara produk Produk Dancow 1+ Imunutri Madu dan Dancow 1+ Imunutri Vanila mengandung sekitar 2 gram gula tambahan dalam bentuk madu per 100 gram atau sekitar 0,8 gram per takaran saji.
Dalam ulasan Washington Post, disebutkan bahwa produk Nestle mengandung tambahan gula hingga 6 gram di negara-negara berkembang seperti Thailand, Ethiopia, Afrika Selatan, India, Bangladesh, dan Indonesia.
Sementara di beberapa negara seperti Filipina, Nigeria, Senegal, Vietnam, dan Pakistan, kandungan gula tambahan bahkan tidak dicantumkan pada kemasan, padahal jumlahnya bisa mencapai 7,3 gram.
Namun pada produk Nestle tidak semua mengandung tambahan gula. Produk yang dijual di negara maju seperti Inggris Jerman tidak mengandung tambahan gula.
Makanan bayi yang dipasarkan di Swiss yang jadi asal dan basis utama Nestle juga diketahui memenuhi standard WHO tanpa ada penambahan gula.
Alasan WHO Melarang Tambahan Gula di Produk Makanan Bayi
WHO sebenarnya sudah melarang tambaham gula di semua produk makanan bayi. Larangan penambahan gula pada makanan bayi memang bukan tanpa alasan.
Melansir dari laman yang sama, WHO telah melakukan penelitian pada tahun 2018 dan mengungkap bahwa konsumsi gula berlebih pada makanan bayi bisa menimbulkan berbagai masalah dalam jangka panjang.
Selain menimbulkan masalah pada pertumbuhan gigi, makanan tinggi gula bisa membentuk pola makan tidak sehat di kemudian hari.
Anak-anak akan mengalami kecanduan makanan manis, sehingga memicu obesitas dan penyakit terkait lainnya saat dewasa nanti.
Hal ironis lainnya, WHO mengatakan bahwa sebagian besar negara berpendapatan rendah dan menengah saat ini sedang menghadapi krisis terkait malnutrisi, yang salah satunya ditandai dengan peningkatan kasus obesitas.
Respon Pihak Nestle Secara Tidak Langsung
Nestle memang tidak merespon secara langsung klaim dan fakta yang sudah disebarkan di berbagai media sosial. Namun, pihak Nestle mengunggah statement bahwa pihaknya telah berkomitmen untuk mematuhi mandat WHO dan menjaga nilai gizi pada makanan yang diproduksi.
Salah satu statement yang sama juga dirilis oleh Nestle India dalam unggahannya di akun X.
“Kepatuhan adalah karakteristik esensial Nestle India dan kami tak pernah kompromi soal ini,” ujar pihak Netsle.
“Selama 5 tahun terakhir, kamu telah mengurangi takaran gula hingga 30% tergantung dari variannya. Kami secara rutini meninjau kembali portofolio dan terus melakukan inovasi dan formulasi ulang terhadap produk kami agar dapat terus menurunkan takaran gula, tanpa menurunkan nutrisi, kualitas, keamanan, dan rasa,” ujar pihak Netsle kembali.