Ragam, Jabarupdate: Gaya Ghibli di ChatGPT tengah menjadi tren di media sosial. Banyak pengguna mencoba mengubah foto mereka menjadi ilustrasi khas Studio Ghibli menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Hasilnya? Gambar dengan nuansa cat air dan sentuhan animasi yang menawan, mirip dengan karya-karya legendaris Hayao Miyazaki.
Namun, tren ini tidak lepas dari kontroversi. Beberapa seniman dan penggemar Ghibli mempertanyakan apakah penggunaan AI untuk meniru gaya seni tertentu melanggar hak cipta atau tidak.
Lalu, bagaimana sebenarnya dampak dari fenomena ini?
Apa Itu Gaya Ghibli di ChatGPT?
Gaya Ghibli di ChatGPT merujuk pada penggunaan generator gambar berbasis AI, seperti DALL·E dari OpenAI, untuk menciptakan ilustrasi dengan estetika ala Studio Ghibli.
Dengan perintah (prompt) tertentu, AI mampu menghasilkan gambar yang menyerupai karya-karya Ghibli, seperti Spirited Away, My Neighbor Totoro, dan Howl’s Moving Castle.
Kemudahan ini membuat banyak pengguna media sosial berlomba-lomba membagikan hasil gambar mereka.
Beberapa bahkan menggunakannya untuk keperluan komersial, seperti desain merchandise atau konten digital.
Apakah Melanggar Hak Cipta?
Masalah hak cipta menjadi perdebatan utama dalam tren ini. Studio Ghibli dikenal sangat menjaga keaslian karya-karyanya.
Hayao Miyazaki sendiri pernah mengkritik penggunaan AI dalam animasi, menyebutnya sebagai “penghinaan terhadap kehidupan dan seni.”
Di sisi lain, peraturan terkait AI dan hak cipta masih berada di wilayah abu-abu.
Beberapa negara mengizinkan penggunaan AI untuk melatih model berdasarkan karya yang sudah ada, sementara yang lain mulai mempertimbangkan regulasi lebih ketat.
Dampak bagi Seniman dan Industri Kreatif
Munculnya AI yang mampu meniru gaya seni tertentu memunculkan kekhawatiran di kalangan seniman.
Beberapa berpendapat bahwa AI merugikan kreator asli dengan mengambil referensi dari karya mereka tanpa izin.
Namun, ada juga yang melihatnya sebagai alat baru yang dapat membantu proses kreatif.
Bagi industri animasi, tren ini bisa menjadi tantangan sekaligus peluang.
Jika AI dimanfaatkan dengan bijak, ia dapat mempercepat produksi animasi tanpa menghilangkan sentuhan manusia.
Namun, jika digunakan tanpa regulasi, bisa saja merugikan para seniman yang mengandalkan karya mereka untuk mencari nafkah.
Jadi Fenomena Global
Gaya Ghibli di ChatGPT telah menjadi fenomena global yang menarik sekaligus kontroversial. Di satu sisi, teknologi AI membuka peluang baru bagi pengguna untuk berkreasi.
Namun, di sisi lain, ada pertanyaan etis dan hukum yang masih harus dijawab.
Apakah tren ini akan bertahan lama atau justru memicu regulasi baru di dunia kreatif? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Yang jelas, inovasi AI terus berkembang, dan kita perlu memahami dampaknya dengan bijak.