Nasional, Jabarupdate: Hasil survei Populix mengungkap bahwa pemilih lebih peduli pada sosok calon kepala daerah ketimbang partai pengusung.
Pilkada Serentak 2024 yang akan digelar pada 27 November mendatang menghadirkan dinamika baru dalam politik Indonesia.
Berdasarkan temuan survei terbaru dari Populix, pemilih di Indonesia kini lebih memperhatikan sosok calon kepala daerah daripada partai pengusungnya.
Hasil survei ini memberikan gambaran bahwa preferensi pemilih tidak lagi sepenuhnya terikat pada partai politik, melainkan pada kinerja dan visi calon pemimpin daerah.
Survei Populix yang dilakukan dengan melibatkan 962 responden, sebagian besar dari kalangan Gen-Z dan Milenial, menunjukkan bahwa sekitar 46% responden mengaku pilihan mereka terhadap calon kepala daerah tidak dipengaruhi oleh partai pengusung.
Bahkan, sekitar 33% responden menyatakan bahwa pilihan terhadap calon kepala daerah justru akan menentukan pilihan partai mereka di masa depan.
Manajer Riset Sosial Populix, Nazmi Haddyat Tamara, menyebutkan bahwa temuan ini cukup menarik.
Menurutnya, meskipun sebagian besar calon kepala daerah pada umumnya diusung oleh partai besar, hasil survei ini bisa menjadi proyeksi perubahan lanskap politik Indonesia di masa mendatang.
Temuan ini, ungkap dia, cukup menarik karena umumnya calon kepala daerah maju diusung oleh partai politik besar.
Dia menilai, kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai lebih melihat sosok individu calon pemimpin daerah daripada hanya sekedar terikat dengan partai besar.
Selain itu, temuan tersebut juga terkait dengan perubahan kebijakan dalam sistem pencalonan kepala daerah.
Mahkamah Konstitusi pada Agustus 2024 lalu memutuskan untuk membatalkan ambang batas pencalonan kepala daerah, yang memungkinkan partai kecil maupun gabungan partai kecil untuk mencalonkan kandidat mereka.
Hal ini turut memengaruhi preferensi pemilih, yang kini lebih leluasa untuk memilih calon kepala daerah tanpa terlalu memperhatikan besar kecilnya partai pengusung.
Lebih lanjut, Populix juga menganalisis kriteria pemimpin daerah idaman masyarakat. Rekam jejak kinerja menjadi kriteria yang paling dihargai oleh pemilih, dengan nilai 0,880 pada analisis Thurstone Case V Model.
Disusul dengan visi-misi yang jelas dan program kerja yang konkret (0,848).
Sementara itu, faktor pendidikan terakhir, penampilan fisik, dan hubungan kekerabatan dengan pejabat tidak terlalu mempengaruhi pilihan pemilih.
Dengan temuan ini, jelas bahwa Pilkada 2024 akan menjadi ajang di mana sosok calon kepala daerah memegang peranan penting.
Pemilih semakin kritis dalam memilih pemimpin yang dinilai memiliki rekam jejak, visi, dan kompetensi untuk membawa perubahan di daerahnya.
Partai politik mungkin masih memiliki peran penting, tetapi pilihan pemilih semakin berfokus pada calon yang mampu memberikan solusi nyata bagi masalah daerah. Pemilih lebih peduli pada sosok calon kepala daerah ketimbang partai pengusung.