SUKABUMI, Jabarupdate: BKKBN dan anggota komisi IX Netty Prasetiyani menggelar sosialisasi percepatan pencegahan Stunting di Kabupaten Sukabumi.
Kegiatan tersebut, diselenggarakan di Aula Al-Farhan Kabupaten Sukabumi pada, Sabtu (26/10/2024).
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani mengatakan, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat gizi yang kurang bergizi.
“Stunting terjadi akibat memilih produk makanan yang Instan dan tidak bermutu dalam gizi dan kesehatan nya,” ungkapnya.
Netty juga menyampaikan, hari pertama kehidupan adalah terjadinya konsepsi yaitu proses pembuahan atau bertemunya sel telur dan sel sperma. Peran keluarga sangat penting dalam melakukan pencegahan stunting.
“80% bayi yang lahirnya normal bisa menyebabkan stunting dikarenakan orang tua nya memiliki hidup yang tidak sehat seperti merokok dan makan-makanan yang tidak sehat,” ujarnya.
Netty juga mengungkap beberapa syarat soal pembangunan keluarga yang tepat.
“Terdapat 3 syarat membangun keluarga yang berkualitas, visi dan perencanaan yang tepat, setiap keluarga harus mempunyai pembangunan ketahanan keluarga, dan pola asuh yang benar,” pungkasnya.
BKKBN Bidang Penataan Kependudukan dan Keluarga Berencana, Muktiani Asrie Suryaninggrum mengatakan, peran orang tua sangat penting dalam pertumbuhan anak agar tidak mengalami stunting.
“Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan asupan nutrisi yang berkualitas, seperti memberikan ASI. Keluarga yang harmonis mampu menciptakan komunikasi yang baik, mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak,” pungkasnya.
Satgas PPS Kab. Sukabumi, Asep Sunandar menjelaskan, stunting adalah gagal tumbuh kembang pd anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
“1000 HPK menjadi saat yg krusial bagi pengasuhan anak dan upaya pencegahan stunting. Dari sejak hamil, pastikan asupan gizi/nutrisi ibu hamil tercukupi, demikian juga kebutuhan nutrisi balita sampai usia 2 th,” ungkapnya.
Asep juga menjelaskan, intervensi spesifik berkontribusi 70% dalam PPS, di Kabupaten Sukabumi, sanitasi keluarga yg kurang layak yaitu tdk punya jamban keluarga adalah sebesar 66%.
“Berdasar hasil audit kasus stunting tahun 2023, di Kabupaten Sukabumi ditemukan bahwa penyebab stunting tertinggi, paparan asap rokok, pola asuh yg tidak tepat,” pungkasnya.