Ciamis, Jabarupdate: Maulana Sidik selaku Ketua GP Ansor Ciamis memberikan pandangan terkait calon tunggal melawan kotak kosong.
Hal tersebut ia sampaikan pada saat melakukan sosialisasi terkait partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024.
Ketua GP Ansor Ciamis tersebut menyampaikan bahwa masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih.
“Entah itu memilih nomor urut 2 atau nomor urut satu (kotak kosong), keduanya sama-sama sah,” ungkapnya pada Jumat (04/10/2024).
Setelah itu, ia mengungkapkan bahwa hukum memilih pada Pilkada dalam ajaran islam merupakan fardu kifayah.
Oleh karena itu, Sidik mengajak kepada masyarakat yang telah cukup umur untuk ikut meberikan suaranya pada Pilkada 2024 yang digelar pada November mendatang.
“Dalam hukum Islam, kaidahnya adalah fardu kifayah. Jadi, kita wajib memilih kalau sudah memenuhi syarat sebagai pemilih,” ujar Sidik.
Setelah itu, Sidik mengutip sebuah usul fikih yang memiliki arti “apa yang tidak bisa diraih semuanya, tidak boleh ditinggalkan semuanya“.
Menurutnya, jika pasangan nomor urut 2, yakni Herdiat-Yana tidak sempurna, bukan berarti pasangan tersebut tidak memiliki manfaat.
Usul fikih tersebut juga ditafsirkan terhadap kondisi negara saat ini. Meskipun negara sedang hancur, tidak seharusnya kita meninggalkan negara ini, harusnya kita memperbaikinya sedikit demi sedikit untuk menjadi lebih baik.
Ia juga mengutip usul fikih lainnya yang berarti bahwa bagi seorang muslim, wajib untuk memilih seorang pemimpin.
“Nah, nyambung pada wajibnya memilih pemimpin, Ma Laa Yatimmul Wajib Illa Bihii Fa Huwa Wajib. Pilihannya memilih lada calon yang nyata adanya menjadi wajib pula. Saya ingatkan sekali lagi, nasabul imam atau mengangkat pemimpin wajib hukumnya bagi muslim,” tutup Ketua GP Ansor Ciamis tersebut.
