Rabu, Desember 4, 2024

Ketegangan di Kampus Elite AS: Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

Internasional, Jabarupdate: Ketegangan di sejumlah kampus elit Amerika Serikat (AS) mencapai titik tertinggi pada hari Senin, dengan puluhan demonstran pro-Palestina ditangkap oleh kepolisian.

Para demonstran ditangkap setelah mereka melakukan protes di Yale, New York University (NYU), dan Columbia University.

Laporan dari Al Jazeera mengungkapkan bahwa kejadian ini merupakan bagian dari serangkaian protes terkait eskalasi konflik Israel-Palestina.

Di Universitas Yale, Presiden Peter Salovey mengumumkan bahwa 60 orang, termasuk 47 mahasiswa yang terlibat dalam protes, telah ditangkap karena penyerobotan setelah mereka memblokir lalu lintas di sekitar kampus.

Sementara itu, di NYU, serentetan penangkapan juga terjadi setelah sejumlah demonstran tidak mengindahkan seruan untuk membubarkan diri.

Ketegangan semakin terasa ketika seorang rabbi terkemuka yang berada di Columbia University, New York, mengeluarkan imbauan kepada para mahasiswa Yahudi yang ada di lembaga tersebut untuk tetap di rumah.

Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya kekhawatiran akan adanya gerakan “antisemitisme ekstrem” di kampus.

Imbauan ini menciptakan gelombang kekhawatiran di kalangan komunitas mahasiswa Yahudi di Columbia, yang semakin waspada terhadap potensi ancaman dan intimidasi di lingkungan kampus.

Tidak hanya itu, Presiden Columbia, Nemat “Minouche” Shafik, turut mengambil langkah-langkah pengamanan tambahan dengan mengumumkan dalam pernyataan resmi bahwa semua kelas akan diadakan secara virtual pada hari Senin.

Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

Pada hari Senin, Presiden Peter Salovey dari Universitas Yale mengumumkan bahwa 60 orang telah ditangkap, termasuk 47 mahasiswa yang terlibat dalam protes, karena penyerobotan.

Penangkapan terjadi setelah para demonstran memblokir lalu lintas di sekitar kampus sebagai bagian dari aksi protes mereka.

Sementara itu, di New York University (NYU), serentetan penangkapan juga terjadi setelah sejumlah demonstran tidak mengindahkan seruan untuk membubarkan diri.

Ratusan polisi juga menindak para demonstran NYU di Plaza Gould untuk mencegah lebih banyak orang bergabung dalam protes tersebut.

Protes yang diorganisir oleh kelompok koalisi mahasiswa di Columbia University, dipimpin oleh Columbia University Apartheid Divest (CUAD), Students for Justice in Palestine, dan Jewish Voice for Peace, disebut “Gaza Solidarity Encampment”.

Para pengunjuk rasa menuntut agar universitas melepaskan diri dari perusahaan-perusahaan yang memperoleh keuntungan dari perang di Gaza, serta menyerukan transparansi keuangan yang lebih besar tentang investasi universitas.

Di NYU, Koalisi Solidaritas Palestina NYU, yang baru terbentuk, menyelenggarakan protes dan menyerukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pendudukan Israel di Palestina.

Anggota koalisi ini meliputi mahasiswa dan fakultas dari berbagai kelompok, seperti Students for Justice in Palestine, Faculty for Justice in Palestine, dan Jews Against Zionism.

Protes Meluas di Kampus Yale: Tuntutan untuk Divestasi Senjata Militer

Aksi protes tidak hanya terbatas di Columbia dan NYU, namun juga merambah ke kampus Yale, di mana para demonstran mengajukan tuntutan untuk divestasi dari produsen senjata militer.

Protes ini menjadi simbol solidaritas dengan Palestina di tengah serangan Israel yang telah mengakibatkan ribuan korban dan memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza.

Dalam konteks ini, aksi protes mahasiswa menyoroti bahwa isu konflik Israel-Palestina tidaklah terisolasi, tetapi meresap dalam kehidupan kampus dan menjadi fokus utama bagi aktivis dan akademisi di Amerika Serikat.

Setidaknya 34.000 orang telah meninggal di Gaza akibat bombardir oleh Israel terhadap Palestina melalui serangan darat maupun udara. Pembatasan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza juga telah mendorong wilayah tersebut ke ambang kelaparan.

Tuduhan yang Dilayangkan ke Mahasiswa

Menurut laporan yang dirilis oleh Al Jazeera, sejumlah kritikus menuding sebagian pengunjuk rasa melakukan tindakan anti-Semitisme dan pelecehan terhadap mahasiswa Yahudi di sebuah universitas yang tidak disebutkan namanya.

Isu ini menjadi sorotan utama setelah insiden kontroversial terjadi di kampus tersebut.

Para kritikus mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap sikap yang dianggap merugikan dan tidak toleran terhadap komunitas Yahudi di lingkungan perguruan tinggi.

Konflik semakin memanas ketika video di media sosial menunjukkan aktivis pro-Palestina di luar kampus mengarahkan kata-kata kasar kepada mahasiswa pro-Israel, menghasut dengan menyuruh mereka “kembali ke Polandia.”

Peristiwa ini telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak, dengan beberapa aktivis menyatakan bahwa tindakan semacam ini tidak boleh dianggap enteng.

Dalam sebuah pernyataan yang diungkapkan oleh Chabad di Columbia University, gerakan solidaritas Palestina dituduh melakukan pelecehan terhadap mahasiswa Yahudi di kampus tersebut.

Pernyataan tersebut mencatat bahwa para pengunjuk rasa menyampaikan kata-kata yang merendahkan kepada mahasiswa Yahudi, termasuk pernyataan seperti “Anda tidak memiliki budaya,” “Yang Anda lakukan hanyalah kolonisasi,” dan “Kembali ke Eropa.”

Menyusul tuduhan ini, pada hari Minggu, Columbia University Apartheid Divest (CUAD) menolak tuduhan tersebut dengan tegas.

Mereka menggambarkan tuduhan tersebut sebagai gangguan media yang mengarah pada individu-individu provokatif yang tidak mewakili tujuan sebenarnya dari gerakan mereka.

CUAD menegaskan bahwa gerakan mereka di universitas-universitas di seluruh negeri bertujuan untuk menghormati setiap kehidupan manusia.

Di sisi lain, demonstran pro-Palestina, mahasiswa dari berbagai universitas di Amerika Serikat juga mengambil bagian dalam aksi protes.

Perguruan tinggi seperti University of California, Berkeley, Massachusetts Institute of Technology, University of Michigan, Emerson College, dan Tufts dilaporkan telah mendirikan perkemahan protes sebagai bagian dari dukungan mereka terhadap solidaritas Palestina.

- Advertisement -

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img

Terpopuler

- Advertisment -