Senin, Oktober 7, 2024

Lestarikan Budaya, PJ Bupati Kuningan Gagas Museum Batik

Editor:Ujang Nana

KUNINGAN, Jabarupdate: Pj Bupati Kuningan, Raden Iip Hidajat, mengungkapkan gagasan besar yang bertujuan untuk melestarikan warisan budaya batik khas Kuningan.

Hal tersebut, dalam rangka peringatan Hari Batik Nasional tahun ini menjadi momen penting bagi Kabupaten Kuningan.

Raden Iip menyampaikan bahwa Batik Kuningan sudah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya daerah.

Dirinya menegaskan bahwa kontribusi bupati-bupati sebelumnya yang telah meletakkan dasar perkembangan batik tersebut harus dihormati.

“Batik Kuningan itu tidak hanya muncul di masa saya. Ini proses panjang, dan kontribusi dari para bupati sebelumnya harus dihargai,” ujar Raden Iip, Rabu (02/10/2024).

Menurutnya, Batik Kuningan adalah hasil dari perjalanan budaya yang panjang, yang perlu terus dikembangkan dan dikenalkan kepada masyarakat luas.

Meskipun pada 2004 Batik Kuningan telah diresmikan sebagai salah satu kebanggaan daerah.

“Kita memang gong-nya di tahun 2004, tapi sejarahnya tidak boleh dilupakan,” tegasnya.

Rencana Museum Batik ini semakin kuat setelah Kuningan mendapat tawaran untuk berpartisipasi dalam acara batik internasional di Paris, Prancis.

Meski yang tampil di acara tersebut adalah para ahli batik dari luar, bahan batik yang digunakan berasal dari Kuningan. Hal ini menambah kebanggaan tersendiri bagi Raden Iip dan masyarakat Kuningan.

“Ada kebanggaan luar biasa, batiknya dari kita,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Dari pengalaman ini, ia semakin yakin bahwa Kuningan perlu memiliki sebuah museum atau diorama yang dapat melestarikan, mendokumentasikan, dan memamerkan kekayaan budayanya kepada publik.

Museum Batik Kuningan yang diusulkan ini tidak hanya akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi batik, tetapi juga sebagai sarana edukasi tentang proses kreatif di balik pembuatan batik.

Raden Iip menjelaskan bahwa museum ini nantinya akan menampilkan seluruh proses produksi batik, mulai dari desain hingga hak kekayaan intelektual (HAKI) yang dimiliki oleh para pengrajin batik lokal.

“Termasuk haki-hakinya ditempel di situ, desain-desainnya yang sembilan dihakikan juga. Capnya, proses printing, sejarahnya, semua akan ditampilkan. Semacam diorama,” jelasnya lebih lanjut.

- Advertisement -

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

- Advertisement -spot_img
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Terpopuler

- Advertisment -