Kuningan, Jabarupdate: Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Kuningan (UMK) terus berupaya menggali dan mengembangkan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Dukuhdalem, Dusun III.
Dalam kunjungan mereka, para mahasiswa meneliti dua UMKM unggulan, yaitu usaha batu bata milik Bapak Raksa dan budidaya jamur yang dikelola oleh Bapak Sunardi.
Salah satu Anggota KKN UMK, Yuliani memyampaikan, usaha batu bata di Desa Dukuhdalem ini memiliki proses produksi yang unik.
Batu bata tidak diproduksi setiap hari, melainkan menunggu stok batu bata kering terlebih dahulu sebelum melanjutkan produksi kembali.
Ia mengungkapkan, proses pembakaran batu bata, yang dinamai obong, memakan waktu selama dua hari dua malam. Bahan baku utama untuk pembuatan batu bata adalah pasir, tanah liat, dan abu pembakaran kayu. Harga jual satu batu bata berkisar Rp600.
Raksa selaku pemilik usaha batu bata ini menyampaikan dirinya menjual produknya secara offline dengan bantuan tim pemasaran yang dikenal sebagai Anemer Bata.
Keberadaan tim pemasaran ini membantu memperluas jangkauan penjualan produk batu bata hingga ke berbagai wilayah.
Selain usaha batu bata, mahasiswa KKN UMK juga mengunjungi usaha budidaya jamur milik Bapak Sunardi. Usaha ini melibatkan empat orang pekerja dan memiliki proses produksi yang cukup rumit.
Pembuatan jamur dimulai dari tahap F0 yang memakan waktu 20 hari. Satu botol bibit jamur dapat digunakan untuk 20 lob. Limbah serbuk kayu dimanfaatkan sebagai nutrisi dalam pembuatan lob jamur.
Setiap lob bisa dipanen hingga empat kali dengan jangka waktu sekitar satu bulan dari awal hingga panen pertama.
Jamur hasil budidaya dijual dengan harga Rp15.000 per kilogram, sementara lob putih dijual seharga Rp1.800 dan lob coklat Rp2.000.
Limbah dari lob yang sudah tidak terpakai dapat diolah kembali untuk pembuatan media tanam atau barang-barang seperti meja belajar dan lemari.
Namun, usaha budidaya jamur ini tidak lepas dari kendala. Ketidaksterilan lingkungan dan cuaca yang terlalu panas dapat menyebabkan kegagalan produksi.
Faktor ruangan juga sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan panen jamur. Proses pengovenan untuk bakal bibit jamur dilakukan selama 8 hingga 10 jam untuk menghilangkan jamur-jamur yang tidak bagus.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan bibit jamur juga harus mengandung karbohidrat.
Mahasiswa KKN UMK berperan aktif dalam memberikan solusi atas berbagai kendala yang dihadapi oleh para pelaku UMKM ini.
Mereka tidak hanya membantu dalam aspek teknis produksi, tetapi juga memberikan pelatihan dan strategi pemasaran agar produk-produk UMKM Desa Dukuhdalem dapat lebih dikenal luas.
Dengan adanya program KKN ini, diharapkan potensi UMKM di Desa Dukuhdalem dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal.
Mahasiswa KKN UMK telah membuktikan bahwa dengan kerjasama dan dukungan yang tepat, UMKM dapat menjadi tulang punggung ekonomi desa.