Ciamis, Jabarupdate: Kolaborasi anatara DPMPTSP dan Dinkes Ciamis untuk memperketat standar Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) pada seluruh dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Langkah ini diambil guna menjamin keamanan pangan bagi ribuan anak sekolah, sekaligus mendukung target Generasi Emas Indonesia 2045 melalui program Sentra Penyediaan Pangan Gratis (SPPG).
Kolaborasi ini difokuskan pada percepatan sertifikasi SLHS, yang menjadi syarat mutlak bagi pengelola dapur MBG.
Menurut Kepala DPMPTSP Ciamis, Eka Permana Oktaviana, S.T., M.A.P., inisiatif ini lahir dari komitmen Pemkab untuk membangun sumber daya manusia unggul melalui nutrisi berkualitas.
“Kolaborasi DPMPTSP dan Dinkes bukan hanya soal administrasi, tapi fondasi bagi kesehatan anak-anak kita. Setiap piring makanan harus bebas risiko, aman, dan bergizi,” ujar Eka saat ditemui di kantor dinas, Jumat (3/10/2025).
Proses sertifikasi SLHS dimulai dengan persiapan administratif dan teknis yang ketat.
Pengelola dapur MBG wajib mendaftarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) via sistem Online Single Submission (OSS) dengan kode KBLI 56210 atau 56290.
Selain itu, minimal 50 persen tenaga kerja harus menyelesaikan pelatihan higienitas pangan dari Dinkes.
Dokumen pendukung seperti surat keterangan kepemilikan atau sewa lahan minimal dua tahun, serta hasil uji lab mutu pangan yang berlaku, juga menjadi prasyarat wajib.
Tahap krusial berikutnya adalah verifikasi lapangan oleh tim gabungan dari kolaborasi DPMPTSP dan Dinkes.
Tim ini memeriksa langsung fasilitas dapur, termasuk alur produksi makanan, kebersihan peralatan, dan pengelolaan limbah.
“Kami tidak ingin ada celah. Setiap aspek dievaluasi untuk memastikan dapur MBG layak operasional secara higienis,” tambah Eka.
Hingga kini, puluhan dapur di Ciamis telah memasuki tahap ini, dengan target 100 persen sertifikasi rampung akhir tahun 2025.
Kolaborasi DPMPTSP dan Dinkes juga menyediakan pendampingan intensif bagi pengelola yang kesulitan.
Workshop pelatihan keamanan pangan siap saji dan konsultasi gratis menjadi andalan program ini.
Bagi Eka, upaya ini sejalan dengan arahan Bupati Herdiat Sunarya untuk mewujudkan Ciamis Maju dan Berkelanjutan.
“Anak-anak adalah investasi terbesar. Dengan makanan bergizi yang terjamin SLHS, kita sedang membentuk generasi tangguh yang siap bersaing di 2045,” tegasnya.
Manfaat kolaborasi DPMPTSP dan Dinkes ini tak hanya terbatas pada keamanan pangan. Program MBG yang kini mencakup lebih dari 10 ribu penerima di Ciamis diharapkan meningkatkan tingkat gizi siswa SD dan SMP hingga 20 persen dalam dua tahun ke depan, berdasarkan data awal Dinkes.
Selain itu, sertifikasi SLHS membuka peluang ekonomi bagi UMKM lokal sebagai pemasok bahan baku, mendorong rantai pasok pangan yang berkelanjutan.
Di tingkat nasional, inisiatif Ciamis ini menjadi model bagi daerah lain dalam mengimplementasikan program MBG pemerintah pusat.
Kolaborasi DPMPTSP dan Dinkes di Ciamis telah diakui Kementerian Kesehatan sebagai praktik terbaik, dengan rencana replikasi ke kabupaten tetangga.
“Kami bangga bisa berkontribusi pada visi nasional. Ini bukti bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci sukses,” kata Eka.
Sebagai latar belakang, program MBG diluncurkan Pemkab Ciamis sejak awal 2025 untuk mengatasi stunting dan mendukung pendidikan inklusif.
Dengan anggaran Rp 50 miliar lebih, inisiatif ini menyasar wilayah pedesaan dan perkotaan. Kolaborasi DPMPTSP dan Dinkes memastikan tidak ada dapur yang tertinggal, sehingga setiap anak Ciamis bisa menikmati hidangan sehat setiap hari sekolah.
Pemkab Ciamis mengajak seluruh pengelola SPPG untuk segera berkoordinasi melalui layanan DPMPTSP di nomor 0265-123456 atau situs resmi ciamis.go.id.
Dengan demikian, mimpi Generasi Emas 2045 bukan lagi sekadar slogan, melainkan realitas yang dibangun dari piring makan bergizi dan aman.
