Ragam, Jabarupdate: Hannah Neeleman, yang dikenal di media sosial sebagai Ballerina Farm, adalah sosok yang menampilkan kisah hidup yang penuh inspirasi dan kontroversi.
Di era media sosial yang serba viral, konsep “trad wife” atau istri tradisional telah memicu perdebatan dan diskusi hangat.
Istilah ini merujuk pada wanita yang menjalani peran tradisional sebagai ibu rumah tangga dan pengurus keluarga.
Salah satu sosok yang menjadi sorotan adalah Hannah Neeleman, yang dikenal dengan nama Ballerina Farm di Instagram dan TikTok.
Kehidupan Hannah yang penuh warna telah menarik perhatian jutaan pengikut, tetapi baru-baru ini, beberapa pengungkapan menantang citra sempurna yang sering ia tampilkan di media sosial.
Hannah Neeleman adalah seorang ibu berusia 34 tahun dengan delapan anak, tinggal di sebuah peternakan seluas 328 hektar di Utah bersama suaminya, Daniel, dan anak-anak mereka.
Ia memiliki lebih dari 17 juta pengikut di Instagram dan TikTok, di mana ia berbagi kesehariannya mengenakan apron bermotif gingham, memasak makanan rumahan, dan bekerja di peternakan.
Peternakan yang dinamai Ballerina Farm ini mencerminkan masa lalunya sebagai seorang balerina yang pernah menimba ilmu di Juilliard School yang bergengsi di New York City.
Dibesarkan dalam keluarga Mormon yang taat, Hannah menjalani keyakinan yang sama bersama keluarganya.
Meskipun sering dikaitkan dengan gerakan “trad wife,” Hannah merasa tidak sepenuhnya cocok dengan label tersebut.
Dalam wawancara terbaru dengan The Sunday Times, ia menyatakan bahwa kehidupan sebagai ibu dari delapan anak dengan jutaan pengikut di media sosial jauh dari kata tradisional.
Meskipun mereka memegang nilai-nilai tradisional seperti peran gender yang jelas dan memiliki banyak anak, ia merasa bahwa mereka juga membuka banyak jalan baru yang belum pernah ditempuh sebelumnya.
Kehidupan Seorang Trad Wife: Realitas di Balik Layar Hannah Neeleman
Tulisan di The Times oleh Megan Agnew berjudul “Meet the queen of the ‘trad wives’ (and her eight children),” mengungkap sisi kehidupan Hannah yang jarang terlihat oleh pengikutnya di media sosial.
Salah satu pengungkapan yang mengejutkan adalah bahwa Hannah mengelola rumah tangga dan pengasuhan anak tanpa bantuan eksternal.
Dedikasinya untuk memasak setiap makanan dari awal dan tuntutan fisik dalam mengelola keluarga besar telah mempengaruhi kesehatannya.
Hannah mengaku mengalami kelelahan berat, yang kadang membuatnya terbaring di tempat tidur selama seminggu.
Ia juga menyebutkan bahwa setiap keputusan untuk menambah anggota keluarga dipengaruhi oleh doa.
Hannah menjelaskan bahwa ia sering bertanya kepada Tuhan apakah sudah waktunya untuk menambah anak, dan ia belum pernah mendapatkan jawaban tidak.
Enam dari delapan anaknya lahir di rumah tanpa obat pereda nyeri, yang telah ia dokumentasikan secara luas di media sosial.
Meskipun demikian, ia mengakui bahwa ia menikmati pengalaman melahirkan dengan epidural satu kali, yang menurutnya cukup menyenangkan.
Rencana awalnya untuk mengubah sebuah gudang menjadi studio balet terpaksa dibatalkan karena ruang tersebut dialihfungsikan menjadi ruang kelas untuk anak-anaknya.
Perubahan ini menyoroti pengorbanan pribadi yang telah dilakukan Hannah dan suaminya dalam mengejar kehidupan di pedesaan, yang sering kali berlawanan dengan persepsi glamor yang ditampilkan di media sosial.
Reaksi Publik dan Perdebatan tentang Konten Trad Wife
Tulisan di The Times telah menimbulkan berbagai reaksi dari pembaca dan pengikut Hannah.
Banyak yang mengungkapkan simpati dan kekhawatiran atas kesejahteraan Hannah, mendorongnya untuk memprioritaskan perawatan diri dan mencari bantuan.
Komentar di halaman Instagram-nya mencerminkan berbagai emosi dari empati dan dukungan hingga kritik terhadap penggambaran jurnalis tentang hidupnya.
Beberapa komentator membela Hannah, menuduh tulisan tersebut bias dan mempertanyakan integritas penggambaran tersebut.
Mereka menyuarakan dukungan untuk keluarganya dan mengkritik citra negatif yang mungkin tidak sepenuhnya mewakili kenyataan hidupnya.
Kehidupan Hannah Neeleman di Ballerina Farm menyajikan gambaran kompleks tentang fenomena “trad wife”.
Sementara kehadirannya di media sosial menampilkan eksistensi yang tenang dan indah, pengungkapan terbaru mengungkapkan kenyataan yang lebih rumit penuh dengan tantangan dan pengorbanan pribadi.
Saat perdebatan terus berlanjut, Hannah tetap menjadi titik fokus dalam diskusi tentang peran tradisional, keaslian media sosial, dan sifat sebenarnya dari pengelolaan rumah tangga modern.