Depok, Jabarupdate: Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hampir dua dekade berkuasa di Kota Depok, di Pilkada 2024 tumbang dan mungkin mengakhiri masa kejayaannya di sana.
Depok dikenal sebagai basis kuat PKS, akhirnya menyaksikan tumbangnya dominasi partai tersebut pada Pilkada 2024.
Setelah hampir 18 tahun memimpin, pasangan calon yang diusung PKS, Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi A Rafiq, harus mengakui kekalahan dari rivalnya, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah, berdasarkan hasil quick count.
Hasil Quick Count Pilkada Depok 2024
Berdasarkan hasil hitung cepat yang dirilis oleh Voxpol Center dengan data masuk 96%.
Pasangan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah unggul dengan perolehan suara 54,25%.
Sementara itu, Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi A Rafiq hanya berhasil meraih 45,75%.
Meski bukan hasil resmi, data ini mencerminkan arah suara masyarakat Depok yang memberikan mandat kepada pasangan Supian-Chandra.
Pasangan Imam-Ririn diusung oleh PKS dan Partai Golkar, sedangkan Supian-Chandra mendapatkan dukungan besar dari Koalisi Perubahan Depok Maju yang terdiri dari 12 partai, termasuk PDI-P, Gerindra, PKB, dan Nasdem.
Dukungan koalisi besar ini menjadi salah satu faktor penting dalam kemenangan Supian-Chandra.
PKS Berkuasa di Kota Depok sejak 2006
PKS telah memimpin Depok sejak 2006, dimulai dari kepemimpinan Nur Mahmudi Ismail selama dua periode, diikuti oleh Mohammad Idris yang juga menjabat selama dua periode.
Namun, pada Pilkada 2024 ini, suara masyarakat Depok mulai bergeser.
Ahmad Mabruri, juru bicara PKS, mengakui kekalahan partainya dengan sikap yang tenang. Ia menyatakan bahwa dalam politik, kekuasaan bersifat sementara.
“Dulu kekhalifahan Islam berkuasa selama 700 tahun di Andalusia, tapi akhirnya kalah. Kekuasaan itu dipergilirkan. Tidak ada yang abadi,” ujar Mabruri kepada wartawan pada Kamis (28/11/2024).
Mabruri juga menyoroti bahwa kekalahan partai adalah hal yang wajar dalam demokrasi.
“PDIP di Jawa Tengah juga pernah kalah. Ini siklus politik: kontestasi, evaluasi, dan konsolidasi,” tambahnya.
Meskipun harus meninggalkan tampuk kepemimpinan di Depok, PKS menyatakan akan terus berjuang.
Ia menegaskan, apa pun hasilnya, pihaknya akan menerima dengan lapang dada.
“Ini saatnya kami mengevaluasi dan memperbaiki langkah ke depan,” kata Mabruri.
Sebagai partai yang memiliki basis loyal di Depok, PKS masih memiliki peluang untuk bangkit.
Namun, mereka perlu melakukan introspeksi mendalam untuk merebut kembali kepercayaan masyarakat.
Faktor Kekalahan PKS di Depok
Menurut pengamat politik Yusfitriadi dari Lembaga Visi Nusantara (LS Vinus), kekalahan PKS di Depok telah terlihat dari beberapa gejala sejak beberapa tahun terakhir.
Salah satunya adalah kekecewaan masyarakat terhadap minimnya perubahan dalam kebutuhan dasar warga, seperti pelayanan publik dan infrastruktur.
Selama ini, kata dia dikutip dari Tempoco pada Kamis (28/11/2024), dominasi PKS terlalu kuat sehingga masyarakat dan aparatur pemerintahan cenderung enggan bersuara.
Ia juga menilai bahwa faktor internal, seperti ketidakpuasan aparatur pemerintahan Kota Depok, turut menjadi penyebab runtuhnya dominasi PKS.
Supian Suri, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, menjadi simbol dari ketidakpuasan tersebut.
Sebagai mantan tim sukses Mohammad Idris pada Pilkada 2020, keberaniannya mencalonkan diri melawan kelompok Idris menunjukkan adanya ketegangan internal di pemerintahan Kota Depok.
Selain itu, banyaknya kritik terhadap tata kelola pemerintahan di bawah PKS, termasuk isu eksklusivitas birokrasi, turut memengaruhi pandangan masyarakat.
Supian-Chandra: Harapan Baru Kota Depok
Kemenangan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah mencerminkan harapan masyarakat Depok akan perubahan.
Sebagai pasangan yang diusung oleh koalisi besar, mereka diharapkan mampu membawa pembaruan di berbagai aspek, termasuk tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.
Supian Suri, yang memiliki latar belakang sebagai birokrat, dinilai memahami permasalahan internal di pemerintahan Depok.
Sementara itu, Chandra Rahmansyah sebagai wakilnya diharapkan mampu menjadi pendamping strategis untuk merealisasikan program kerja mereka.
PKS berkuasa di Kota Depok hampir dua dekade. Kekalahan di Pilkada 2024 menandai akhir dari era panjang dominasi partai tersebut di kota ini.
Namun, kondisi tersebut juga membuka babak baru bagi masyarakat Depok di bawah kepemimpinan Supian-Chandra.
Akankah pasangan baru ini mampu memenuhi ekspektasi warga? Waktu yang akan menjawab.