Kamis, Februari 13, 2025

Mengubah Wajah Pencegahan HIV di Dunia, Pasangan Asal Afrika Selatan Raih Nobel Amerika

Ragam, Jabarupdate: Pasangan ilmuwan asal Afrika Selatan, Salim dan Quarraisha Abdool-Karim, baru-baru ini menerima Penghargaan Lasker—sering kali disebut sebagai ‘Nobel Amerika’—atas kontribusi luar biasa mereka dalam penelitian HIV.

Penghargaan ini tidak hanya mengakui dedikasi mereka terhadap sains, tetapi juga dampak besar yang telah mereka berikan dalam mengubah strategi pencegahan HIV, terutama bagi perempuan muda di Afrika Selatan.

Penelitian mereka, yang dimulai sejak awal epidemi AIDS, mengungkapkan dinamika penting yang kerap diabaikan dalam memahami penyebaran HIV di seluruh dunia.

Perjalanan Dimulai dari Afrika Selatan

Lahir dan dibesarkan di bawah bayang-bayang apartheid di Afrika Selatan, pasangan Abdool-Karim menghadapi berbagai rintangan, baik dalam hal pendidikan maupun peluang karier.

Meskipun demikian, mereka berhasil menonjol di bidang akademik. Salim menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Natal, yang pada saat itu merupakan satu-satunya universitas di Afrika Selatan yang menerima mahasiswa kulit hitam untuk studi kedokteran.

Sementara itu, Quarraisha memperoleh gelar Bachelor of Science dari Universitas Durban, mempersiapkan dirinya untuk perjalanan panjang dalam dunia penelitian kesehatan.

Keduanya bertemu di universitas, dan kecintaan mereka pada sains menyatukan mereka baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Pada awal 1980-an, mereka memutuskan untuk bekerja sama mengatasi epidemi HIV yang mulai merebak di Afrika.

Di awal penyebaran HIV, banyak yang masih menganggap virus ini hanya mengancam komunitas tertentu, terutama pria gay.

Namun, melalui penelitian mereka, pasangan ini menemukan bahwa perempuan muda di Afrika Selatan justru menjadi kelompok paling rentan terhadap penularan HIV.

Penemuan Kritis Pasangan Asal Afrika Selatan: Mengungkap Risiko di Kalangan Perempuan Muda

Penelitian Abdool-Karim mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa remaja perempuan di Afrika Selatan terinfeksi HIV pada tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki.

Ketidaksetaraan ini banyak disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak setara, di mana perempuan muda sering kali memiliki pasangan laki-laki yang lebih tua.

Temuan ini mendorong Abdool-Karim untuk fokus pada pencegahan HIV di kalangan perempuan, menciptakan strategi yang dapat memberdayakan mereka untuk melindungi diri sendiri.

Namun, upaya pencegahan HIV pada saat itu sebagian besar bergantung pada penggunaan kondom, yang sering kali tidak menjadi pilihan bagi perempuan muda dalam hubungan yang tidak seimbang.

Pasangan Abdool-Karim menyadari perlunya pendekatan pencegahan yang lebih terfokus dan efektif, yang dapat digunakan secara mandiri oleh perempuan.

Terobosan dengan Gel Tenofovir

Setelah hampir dua dekade melakukan penelitian intensif, Salim dan Quarraisha berhasil mencapai terobosan besar dengan pengembangan gel Tenofovir.

Tenofovir, yang awalnya merupakan obat oral untuk pengobatan HIV, dipelajari oleh Abdool-Karim sebagai alat pencegahan ketika digunakan dalam bentuk gel.

Studi yang dipimpin oleh mereka pada tahun 2010 menunjukkan bahwa gel Tenofovir dapat secara signifikan mengurangi risiko penularan HIV pada perempuan jika digunakan sebelum dan setelah berhubungan seksual.

Penemuan ini dianggap sebagai langkah besar dalam upaya global untuk mencegah HIV, terutama di Afrika Sub-Sahara, di mana perempuan muda menghadapi risiko infeksi yang sangat tinggi.

Gel ini memberikan kontrol lebih kepada perempuan dalam melindungi diri mereka dari HIV, terlepas dari kendali atau persetujuan pasangan mereka.

Tantangan dalam Menerapkan Pencegahan

Meskipun gel Tenofovir menawarkan harapan baru, tantangan terkait aksesibilitas dan kesadaran masyarakat tetap menjadi hambatan besar.

Abdool-Karim menyadari bahwa untuk benar-benar mengubah jalannya epidemi HIV, mereka harus mengatasi hambatan struktural dan sosial yang menghalangi perempuan muda mengadopsi metode pencegahan.

Salah satu tantangan utama adalah stigma seputar HIV, di mana banyak perempuan enggan menggunakan gel karena takut distigma atau dikucilkan oleh komunitas mereka.

Selain itu, muncul juga pilihan alternatif yang lebih efektif dan lebih murah, seperti PrEP (profilaksis pra-paparan) berbasis tablet yang mengandung Tenofovir.

Meskipun tablet ini lebih mudah diakses, kepatuhan untuk meminum obat secara teratur tetap menjadi tantangan.

Pasangan asal Afrika Selatan ini pun mulai memikirkan solusi pencegahan jangka panjang yang lebih sederhana dan tidak memerlukan tindakan harian.

Inovasi Berkelanjutan dengan Pengobatan Injeksi

Salah satu inovasi terbaru dari Abdool-Karim adalah pengembangan pengobatan injeksi Lenacapovir, yang hanya perlu diberikan setiap enam bulan.

Pengobatan ini diyakini dapat secara signifikan mengurangi risiko penularan HIV, terutama bagi perempuan muda.

Injeksi ini menawarkan keuntungan praktis, karena tidak memerlukan kepatuhan harian seperti pil atau penggunaan gel, sehingga lebih sesuai dengan gaya hidup banyak perempuan.

Meski begitu, biaya tinggi untuk pengobatan ini menjadi perhatian, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah.

Salim dan Quarraisha berupaya memastikan bahwa, setelah obat ini mendapatkan lisensi, aksesibilitasnya tetap dijaga agar dapat dijangkau oleh masyarakat rentan.

Masa Depan dalam Pencegahan HIV
Dengan penghargaan Lasker yang mereka terima, Salim dan Quarraisha berencana untuk terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi pencegahan jangka panjang.

Salah satu fokus mereka adalah pengembangan implan kecil yang dapat melepaskan obat secara perlahan selama satu tahun penuh, memberikan perlindungan HIV tanpa memerlukan tindakan harian atau bulanan.

Perjalanan Salim dan Quarraisha Abdool-Karim adalah kisah ketahanan, inovasi, dan dedikasi yang telah mengubah wajah pencegahan HIV di dunia.

Kontribusi mereka telah menyelamatkan nyawa jutaan orang, dan pekerjaan mereka akan terus menginspirasi generasi mendatang dalam melawan epidemi global ini.

- Advertisement -

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img

Terpopuler

- Advertisment -