Global, Jabarupdate: Presiden Rusia, Vladimir Putin, baru-baru ini meresmikan perjanjian pertahanan bersama dengan Korea Utara.
Dekrit yang ia tandatangani ini secara resmi mengesahkan kerja sama strategis antara kedua negara, mencakup kesepakatan saling mendukung jika salah satu pihak menghadapi serangan bersenjata.
Langkah ini menunjukkan aliansi yang semakin erat antara Moskow dan Pyongyang. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara Barat di tengah meningkatnya ketegangan global.
Perjanjian tersebut sebenarnya telah ditandatangani pada Juni 2024 dalam pertemuan antara Putin dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di Pyongyang.
Setelah melalui ratifikasi oleh parlemen Rusia, kini perjanjian tersebut secara resmi diakui dan diumumkan melalui situs resmi pemerintah Rusia.
Aliansi ini menggarisbawahi perubahan besar dalam strategi internasional Rusia, yang kini makin terbuka bekerja sama dengan negara-negara yang berada di luar kerangka kerja diplomasi tradisional Barat.
Hubungan antara Rusia dan Korea Utara tampak makin erat sejak Rusia mendapatkan sanksi internasional akibat invasinya ke Ukraina pada tahun 2022.
Beberapa laporan dari Korea Selatan dan sumber-sumber Barat menyebut bahwa Korea Utara telah memasok senjata kepada Rusia.
Bahkan, beberapa bukti persenjataan dari Korea Utara dilaporkan ditemukan oleh pasukan Ukraina di medan perang.
Selain itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan bahwa sekitar 11.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia, sebagian bahkan ikut terlibat dalam pertempuran di wilayah Kursk. Namun, hingga kini, pemerintah Rusia belum memberikan konfirmasi terkait klaim tersebut.
Langkah ini juga menandai penegasan aliansi militer yang mungkin akan semakin memperumit lanskap geopolitik di Asia Timur.
Bagi Korea Utara, dukungan dari Rusia adalah dorongan strategis untuk mengamankan posisi di tengah ketegangan dengan negara-negara tetangga seperti Korea Selatan dan Jepang.
Di sisi lain, bagi Rusia, perjanjian ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa mereka masih punya sekutu kuat di tengah isolasi internasional.
Pengamat internasional memperkirakan bahwa perkembangan ini akan terus dipantau dengan ketat oleh kekuatan-kekuatan dunia.
Apakah aliansi baru ini akan mengubah peta kekuatan global, atau justru memicu respon keras dari negara-negara Barat? Yang pasti, perjanjian pertahanan antara Rusia dengan Korea Utara ini menjadi sinyal kuat bahwa Moskow dan Pyongyang siap bahu-membahu menghadapi tekanan global.