Ciamis, Jabarupdate: Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Ciamis sukses menggelar Temu Bisnis 2025, membuka pintu lebar akses permodalan dan perluasan pasar bagi pelaku UMKM di sektor peternakan serta perikanan.
Acara bertema “Membangun Jaringan Menguatkan Usaha” ini menjadi jembatan strategis antara pengusaha lokal, lembaga keuangan, dan mitra pemerintah.
Digelar pada Rabu (22/10/2025), di Lapangan Desa Bayasari, Kecamatan Jatinagara, Temu Bisnis 2025 merupakan bagian integral dari Expo Ternak dan Ikan 2025.
Kegiatan ini tidak hanya mempertemukan pelaku usaha, tapi juga mendorong ekosistem ekonomi yang saling menguatkan melalui pembinaan, pendanaan, dan pemasaran.
Dorongan Kuat dari Disnakkan untuk Ekonomi KerakyatanKepala Disnakkan Ciamis, A. Wahyu Radityananto, menekankan peran Temu Bisnis 2025 sebagai platform utama bagi UMKM.
“Kami ingin pelaku usaha peternakan, perikanan, dan UMKM tidak berjuang sendirian. Mereka harus terintegrasi dalam jaringan yang mendukung dari hulu hingga hilir,” ungkap Wahyu saat wawancara pada Kamis, 6 November 2025.
Melalui acara ini, Disnakkan memfasilitasi koneksi dengan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Jawa Barat, serta koperasi lokal.
Hasilnya, puluhan UMKM binaan mendapatkan peluang business matching, sertifikasi halal, dan akses pembiayaan syariah.
Kontribusi BI Tasikmalaya dalam Penguatan UMKMAsisten Manajer BI Tasikmalaya, Kusnadi, memaparkan program intensif untuk 71 UMKM di Priangan Timur.
“Kami fokus pada pelatihan, korporatisasi klaster, dan pengembangan ekonomi syariah. Dukungan mencakup IKRA, Hebitren, hingga infrastruktur seperti alsintan, biogas, RMU, dan digital farming,” jelas Kusnadi.
Kerja sama ini selaras dengan visi Disnakkan untuk meningkatkan daya saing global. Wahyu menambahkan, “Inisiatif BI sangat relevan dalam membangun usaha tangguh, terutama di tengah tantangan efisiensi produksi sektor peternakan dan pertanian.”
Peran MAI Jabar sebagai Jembatan Perikanan Lokal
Kolaborasi dengan MAI Jawa Barat memperkuat rantai nilai perikanan di Ciamis. “MAI berfungsi sebagai link and match antara pembudidaya, pengolah, dan pemerintah. Kami bantu pendataan, pelatihan, serta promosi digital,” kata Wahyu.
Langkah ini diharapkan mendorong ekspor produk ikan budidaya lokal, sekaligus memenuhi kebutuhan domestik melalui platform online.
Peluang Besar dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG)Temu Bisnis 2025 juga menyoroti integrasi dengan Program MBG yang menjangkau 282 ribu penerima di Ciamis.
“Produk lokal seperti telur, ayam, dan ikan harus menjadi prioritas. Ini bukan hanya soal gizi anak, tapi juga pertumbuhan ekonomi rakyat,” tegas Wahyu.
Disnakkan akan libatkan Koperasi Desa Merah Putih untuk mengelola distribusi efisien, memastikan rantai pasok berkelanjutan dari peternak langsung ke pengelola MBG.
Tindak Lanjut dan Harapan Masa Depan
Hasil Temu Bisnis 2025 akan difollow-up melalui koordinasi lintas sektor dengan BI, MAI, dan pengelola SPPG.
“Kami dorong regulasi dari Pemkab dan DPRD Ciamis untuk kemitraan transparan dan adil,” ujar Wahyu.
Dengan sinergi ini, sektor peternakan serta perikanan diproyeksikan menjadi pilar ekonomi daerah.
“Kolaborasi adalah kunci kemajuan berkelanjutan bagi Ciamis,” tegasnya.
Acara Temu Bisnis 2025 membuktikan komitmen Disnakkan dalam memberdayakan UMKM, membuka akses modal, dan memperluas pasar untuk masa depan yang lebih cerah.
Laporan: Nay