Kabupaten Bandung, Jabarupdate: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat mengelar sosialisasi kepada ratusan remaja di Kabupaten Bandung, Sabtu (18/6/2022).
Sekitar 150 peserta dari kalangan remaja putri itu mengikuti sosialisasi pencegahan stunting yang digelar di Ruang Pertemuan Pondok Pesantren Sa’adatuddaroin Solokanjeruk.
Dalam sosialisasi tersebut, menghadirkan narasumber perwakilan BKKBN Pusat Eli Kusnaeli, Ketua Fraksi PKB DPR RI H Cucun Ahmad Syamsurijal, dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bandung Muhammad Hairun dan lainnya.
Saat memberikan materi kepada peserta Eli Kusnaeli menyampaikan, pencegahan stunting itu lebih diupayakan pada pencegahan.
Menurutnya, pencegahan itu akan efektif apabila BKKBN terlebih dahulu menggarap remaja sebagai sasaran sosialisasi. Karena, jelas dia, nantinya para rmeaja ini akan menjadi calon ibu,” kata Eli kepada Wartawan.
Sekarang ini, kata Eli, dengan sasaran sosialisasi stunting kepada para remaja yang masih berusia 17 tahun. Tiga dan empat tahun kedepan, lanjut Eli, mereka akan menjadi keluarga.
Karena itu, tegas dia, para remeja di Kabupaten Bandung ini diberi wawasan yang cukup dalam pencegahan stunting.
Ia menjelaskan, materi yang diberikan kepada para remaja itu yakni, yang pertama adalah bagaimana mereka menjaga kesehatan reproduksi supaya tetap sehat. Jalani pola hidup yang sehat.
Kemudian, mengajak para remaja tersebut untuk menjauhkan diri dari Narkoba.
Lalu, mengajak dan mempersiapkan diri untuk tidak nikah muda dan menjaga untuk tidak melakukan seks pranikah.
Menurutnya, jika terjadi. Hal itu akan berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Kalau itu bisa dilakukan, imbuh Eli, insyaallah para remaja akan menjadì keluarga-keluarga yang siap untuk hamil. Dan mereka pun siap untuk membangun keluarga yang berkualitas.
“Yang lebih penting, mereka juga menjaga kesehatan fisiknya. Supaya nanti pada saat hamil, itu bisa hamil dengan sehat,” imbuh Eli.
Kemudian, ketika para remaja itu memiliki anak atau keturunan. Maka mereka bisa menjaga kesehatan anaknya pada 1.000 hari pertama kehidupan.
“Mereka menjadi tahu. Dan bisa menjaga diri bersama bayinya. Sehingga tidak lagi lahir bayi-bayi stunting,” ujar dia.
Jadi, tegas Eli, menangani stunting itu bukan hanya saat masalahnya sudah ada. Namun yang sudah terjadi, tetap ditangani dan dibantu. Dan yang lebih penting adalah menjaga untuk tidak terjadi.
Dalam sosialisasi pencegahan stunting itu, Eli pun menyarankan agar para remaja di Kabupaten Bandung ini dapat menikah pada usia di atas 20 tahun.
“Paling baik untuk hamil, terkait pencegahan stunting, diusahakan wanita menikah di usia 21 tahun,” jelas Eli.
Sementara itu, H Cucun Ahmad Syamsurijal menyatakan, secar nasional angka stunting pada 2020-2021 mengalami kenaikan nol koma sekian persen. Karena terkendala Pandemi Covid-19.
“Tapi pada 2022 ini, angka 18,7 persen ini akan tercapai. Nanti di 2023, rencana kerja pemerintah (RKP) yang kemarin sudah kita bahas. Harus sampai 17.5 persen. Pada 2024 mendatang harus mencapai 14 persen penurunan stunting ini,” kata Cucun.
Ia juga mengungkapkan, alasan di Kabupaten Bandung terus dilaksanaka sosialisasi pencegahan stunting. Mengingat angka di sini masih tertinggi se-Jawa Barat.
“Karena jumlah penduduk yang banyak. Jadi perhitungannya, karena jumlah penduduk yang banyak dan upaya pencegahan stunting terus dilakukan oleh pemerintah daerah,” kata dia.