Kamis, Januari 16, 2025

Fenomena Tanah Bergerak di Sukabumi, Pakar ITS Ungkap Penyebab dan Langkah Penanganannya

Sukabumi, Jabarupdate: Fenomena tanah bergerak kembali terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 4 Desember 2024.

Bencana ini memaksa 712 warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tak hanya tanah bergerak, wilayah ini juga dilanda banjir bandang dan tanah longsor.

Apa yang sebenarnya menjadi penyebab fenomena ini?

Penyebab tanah bergerak di Kabupaten Sukabumi itu dijelaskan oleh Dr. Ir. Amien Widodo, M.Si., pakar mitigasi kebencanaan dan perubahan iklim dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dikutip dari laman ITS pada Kamis (11/12/2024).

Berikut beberapa faktor utama yang menjadi pemicu tanah bergerak di Sukabumi:

1. Perubahan Fungsi Lahan di Pegunungan

Amien menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama adalah perubahan fungsi lahan di daerah pegunungan.

Proses ini terjadi secara perlahan dalam jangka waktu panjang, di mana lahan yang seharusnya digunakan sebagai area konservasi diubah menjadi area permukiman atau pertanian.

Selain itu, pemotongan lahan untuk pembangunan juga memperburuk kondisi. Ia menegaskan bahwa pemotongan lahan ini membuat sudut kemiringan lereng menjadi kritis.

“Semakin banyak bangunan yang berdiri di lereng, retakan yang muncul akan semakin besar dan luas,” jelasnya. Fenomena ini sering disebut masyarakat sebagai “tanah ambles.”

2. Dampak Pemanasan Global

Pemanasan global juga menjadi faktor yang memperparah kondisi. Cuaca ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim menyebabkan intensitas hujan meningkat tajam.

Memurutnya, curah hujan yang tinggi seperti ini adalah pemicu utama pergerakan tanah.

Di sisi lain, aktivitas manusia seperti pembangunan di daerah bukit membuat tanah kehilangan kemampuannya untuk menyerap air hujan.

“Ketika permukaan tanah tidak mampu menyerap air, kestabilannya menurun drastis, terutama di daerah dengan banyak bukit yang telah dipotong,” tambahnya.

Langkah-Langkah Mengatasi Pergerakan Tanah

Amien menyarankan beberapa langkah mitigasi untuk mengatasi pergerakan tanah di Sukabumi:

1. Mengembalikan Fungsi Hutan

Mengembalikan area bukit menjadi hutan konservasi adalah langkah penting. “Wilayah tersebut harus dihitung ulang kapasitas resapan dan aliran airnya,” ujarnya.

2. Menyusun Peta Kawasan Rawan Bencana

Peta kawasan rawan bencana diperlukan untuk mengedukasi masyarakat tentang wilayah-wilayah rawan pergerakan tanah.

3. Regulasi Tata Ruang

Amien menekankan pentingnya regulasi tata ruang yang lebih baik untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

“Ini adalah saatnya semua pihak duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini secara terpadu,” tegasnya.

Langkah-langkah ini tidak hanya relevan bagi Sukabumi, tetapi juga untuk wilayah lain di Indonesia yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Bantuan untuk Warga Terdampak

Kapolsek Cikakak bersama Ketua Bhayangkari Ranting Cikakak dan pengurus Bhayangkari memberikan bantuan sosial berupa paket sembako kepada warga terdampak di Kampung Giri Jati, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi.

Amien menegaskan, dengan regulasi yang tepat dan edukasi masyarakat yang menyeluruh, bencana seperti ini dapat diminimalisir.

- Advertisement -

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News atau gabung di Jabarupdate.id WhatsApp Chanel.

Bagikan Artikel

Komentar

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Terbaru

- Advertisment -spot_img

Terpopuler

- Advertisment -